twitter
rss

dialah teropong yang selalu memantau, mengawasi keadaan murid - muridnya di luar,,
dialah penrang jalan bagi murid - muridnya yang kegelapan,
dialah kapal selam yang memmbawa murid - muridnya ke kedalaman secara perlahan,

GREAT TEACHER,

itulah julukan yang pantas untuknya,,,

terimakasih banyak atas semua yang telah engkau berikan kepada kami,,,
terimakasih banyak sudah mau memantau, membimbing kami,,,
agar kami selalu tetap terjaga,

maafkan kami belum bisa membalas semua kebaikan - kebaikanmu(gret teacher),
hanya do'alah yang dapat kami berikan saat ini,,,

 

Soal Matematika Ini Bikin Heboh Dunia, Anda Bisa Jawab?
Masih ingat dengan soal Matematika 4x4 atau 6x4 yang menghebohkan dunia maya, khususnya Indonesia?
Kini muncul soal Matematika di Singapura yang juga sama hebohnya. Soal itu bukan cuma hitung-hitungan, tapi membutuhkan penalaran yang kompleks. Soal berbentuk soal cerita itu meminta siswa untuk menebak hari ulang tahun temannya.
Soal itu menyebar dan memicu kehebohan setelah diunggah oleh Kenneth Kong, pembawa acara Hello Singapore, di Facebook. Awalnya, Kong menyatakan soal itu ditujukan untuk siswa SD kelas 5. Namun ternyata dia mengonfirmasi bahwa soal Matematika itu untuk siswa SMP dan merupakan soal level olimpiade.
Soal itu bagian dari 25 pertanyaan yang diajukan kepada siswa SMP Singapura, yang mengikuti kompetisi Olimpiade Matematika yang digelar oleh Singapore and Asian Schools Math Olympiad pada 8 April lalu.
Henry Ong, pendiri Singapore and Asian Schools Math Olympiad, mengeluarkan pernyataan setelah soal tersebut membuat geger dunia maya. Sama seperti Kong, Ong menyatakan bahwa soal itu bukan untuk anak SD, jadi 'orangtua di Singapura tidak perlu khawatir'.
Begini soal Matematika yang menghebohkan itu.
Albert dan Bernard baru saja berteman dengan Cheryl, dan mereka ingin mengetahui hari ulang tahunnya. Cheryl kemudian memberi mereka pilihan, yaitu tanggal:
15 Mei, 16 Mei, 19 Mei
17 Juni, 18 Juni
13 Juli, 16 Juli
14 Agustus, 15 Agustus, 17 Agustus
Cheryl kemudian mengatakan pada Albert dan Bernard secara terpisah mengenai tanggal dan bulan kelahirannya secara berurutan. Albert dan Bernard kemudian membuat pernyataan-pernyataan.
Albert: Saya tidak tahu kapan ulang tahun Cheryl, tapi saya tahu Bernard tidak tahu juga.
Bernard: Awalnya saya tidak tahu kapan ulang tahu Cheryl, tapi saya tahu sekarang
Albert: Kemudian saya juga tahu kapan ulang tahu Cheryl
Jadi, kapan sebenarnya hari ulang tahu Cheryl?
Soal ini dibuat oleh para ahli Matematika, termasuk para profesor di Singapura dan luar negeri. Pertanyaan yang sama sebenarnya akan menjadi soal bagi peserta lainnya di 14 negara, termasuk Inggris, Malaysia, Brunei Darussalam dan Uzbekistan. Kamboja belum menjalankan kompetisi dan baru melakukannya pada 4 Mei mendatang.
Namun dengan bocornya soal rumit ini, Ong menegaskan akan segera diganti dengan soal lainnya.
(Ism, Sumber: Asia One)

Alloh,,,,
Ku akui hiasanMu sangat indah, anggun, dan sejuk di pandang mata,
Hingga mata ini di buat terlena olehnya,
Tapi mengpa?
Padahal aku tahu pasti, dan yaqin
Bahwa yang menghias itu lebih indah,,, lebih anggun,,, dan lebih menyejukkan,,,,
Mengapa aku lebih mmilih hiasanMu?
Padahal ku tahu itu hanya sementara,
Mengapa?
Mengapa?
Mengapa?
Dia(hiasan) itu hanya bertamu
Janganlah kau terlalu mencintainya,,,
Muliakanlah ia,,,
Muliakan,,, sebagaimana kau memuliakan tamumu





 

Mengapa Kita Harus Membaca Alquran?
Seorang kakek ini memberikan jawaban sangat bijaksana ketika pertanyaan itu dilontarkan sang cucu. Patut dicontoh.
Dream - Seorang Kakek Muslim Amerika tinggal di sebuah peternakan di pegunungan Kentucky Timur dengan cucu yang sudah menginjak dewasa.
Kakek itu berasal dari Palestina. Dia masih bisa mengerti bahasa Arab dan berbicara dalam bahasa tersebut dengan baik. Tak hanya itu, dia masih bisa membaca dan menulis dalam bahasa Arab juga.
Setiap pagi Kakek itu bangun pagi dan duduk di dekat meja dapur membaca Alquran sambil minum secangkir kopi.
Dia membacanya dengan suara lembut, tapi cucunya bisa mendengar irama indah yang dilantunkan kakeknya. Pemuda itu sebenarnya berjuang untuk membaca Alquran tapi tidak bisa membacanya meski hanya setengah seperti kakeknya.
Suatu hari yang cerah, pemuda itu pergi ke luar menemui kakeknya bertanya, "Kakek! Aku mencoba untuk membaca Alquran seperti Kakek tapi aku tidak mengerti apa yang aku baca. Dan jika aku mengerti sedikit, aku segera lupa begitu menutupnya. Jadi mengapa aku harus membaca Alquran jika aku tidak bisa memahaminya? Apa gunanya?"
Sang Kakek yang sedang memasukkan arang pada keranjang berbalik pelan. Setelah membersihkan tangannya di celana kusamnya, Kakek berkata, "Bawa keranjang arang ini ke sungai dan ambil air."
Keranjang tersebut terbuat dari bambu dan memiliki banyak lubang di dalamnya. Pemuda itu pun melaksanakan perintah kakeknya. Dia pergi ke sungai dan mengisi keranjang dengan air. Pemuda itu bergegas kembali, tapi semua air bocor keluar sebelum ia mencapai kakeknya.
Kakek tertawa dan berkata, "Kamu harus lebih cepat lagi," dan ia menyuruh pemuda itu kembali ke sungai lagi.
Pemuda itu mengisi keranjang dengan air dan berlari lebih cepat, tapi sekali lagi, keranjang itu kosong sebelum mencapai kakeknya yang sedang menunggu di atas bukit.
Kehabisan napas, dia mengatakan kepada kakeknya bahwa tidak mungkin untuk membawa air dalam keranjang tersebut.
Kakeknya tersenyum tapi bersikeras dan berkata, "Aku ingin kamu membawa saya sekeranjang air. Kamu hanya kurang berusaha dengan keras."
Kakek itu menyaksikan pemuda tersebut berlari kembali ke sungai.
Pemuda itu tahu bahwa tidak mungkin untuk mengisi keranjang dengan air, tetapi ia hanya ingin membuktikan kepada kakeknya bahwa tidak peduli seberapa cepat ia berlari, air akan bocor keluar. Dia mengisi keranjang dengan air dan membawanya ke atas.
Dia menjatuhkan keranjang itu di depan kaki kakeknya dan berkata, "Lihat Kakek! Percuma saja!"
"Jadi, kamu pikir ini tidak berguna. Lihatlah ke dalam keranjang," kata orang tua tersebut.
Anak itu melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya ia menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Sebelumnya, keranjang itu berwarna hitam, dipenuhi jelaga dan kotoran, serta bau.
Sekarang keranjang itu bersih, warnanya coklat muda seperti aslinya, dan baunya seperti bunga musim semi. Keranjang itu telah benar-benar berubah karena air, sekarang bersih, di dalam dan luar.
"Anakku, itulah yang terjadi pada hatimu ketika kamu membaca Alquran. Kamu mungkin sulit mengucapkan kata-kata, mungkin tidak memahami bahasanya, atau mengingat semua ayatnya, tetapi ketika kamu membacanya, kamu akan berubah. Alquran akan membersihkan hati dan mengubah hidupmu," kata Kakek yang bijaksana itu.
(Ism, Sumber: Saudi Gazette)

Sample Image
Ketika seorang Ayah menggenggam tangan lelaki asing untuk menyerahkan anak gadisnya lewat sebuah akad, disitulah kekhawatirannya memuncak. Sungguh, kekhawatiran itu sudah terjadi sejak pertama kali putrinya menangis setelah keluar dari rahim ibu.
Bukan, bukan karena malu seperti kaum arab jahiliyah ketika mendapati yang lahir bukanlah anak lelaki. Bagi kaum jahiliyah anak perempuan adalah aib hingga merah muka mereka lalu ingin membunuh anak perempuan yang baru saja dilahirkan. Bukan karena itu. Tapi karena seorang Ayah tahu jika Rasul pernah bersabda bahwa perempuan yang tak baik bisa menjadi fitnah. Karenanya Seorang Ayah dengan segala kemampuannya akan menjaga putrinya.
Ayah akan bercerita pada putrinya bahwa Allah begitu memuliakan wanita. Karenanya sejak putrinya masih belia, Ayah sudah membiasakan putrinya memakai pakaian yang diperintahkan Allah dan Rasulnya.
“Ketika Fatimah beranjak remaja, Rasulullah menasehati Fatimah yang merupakan putrinya bahwa ketika wanita sudah baligh maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini (sembari menunjuk wajah dan telapak tangan).” Sang Ayah bercerita pada putrinya.
“Kenapa Ayah?” tanya sang anak dengan polosnya.
”Karena Allah sayang kepadamu, sayang kepada wanita-wanita muslim. Dengan menutup aurat kau akan terjaga. Sebab ketahuilah, lelaki kadang tak bisa menjaga pandangannya. Dan Ayah sangat bertanggungjawab terhadap putrinya, sebab selangkah saja kau keluar dari rumah dengan membuka aurat, selangkah juga Ayahmu menuju neraka. Bukankah putri Ayah sayang pada Ayah?” Sang Ayah tersenyum lalu mencium kepala putrinya. Sang putri pun mengangguk tanda mengerti.
Begitulah Ayah, dia akan menjaga putrinya dengan segala kemampuannya. Hingga Ayah melarang putrinya punya teman cowok. Karena begitu khawatirnya pada putri yang disayangnya.
“Tidak ada teman cowok yang boleh mendekatimu. Jika ia mengatakan cinta itu kebohongan. Jika ada yang mencintaimu, dia akan katakan langsung pada Ayah bukan padamu.”
Begitu sayangnya, begitu cintanya Ayah pada putrinya. Wajar jika airmatanya jatuh tak henti-henti sejak putrinya dilamar seorang lelaki hingga tangannya menggenggam tangan lelaki asing.  Ayah cemas dan bertanya-tanya, Akankah lelaki asing ini akan sama sayangnya sebagaimana ia menyayangi putrinya? Apakah lelaki asing ini mampu menafkahi sebagaimana ia menafkahi putrinya selama ini? Akankah lelaki asing ini bisa menjadi sahabat bagi putrinya?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dalam pikirannya. Hingga Ayah menyadari bahwa ia memang tak bisa selamanya menjaga putrinya. Akan datang dimana Seorang Ayah harus merelakan putrinya untuk diurus lelaki lain. Saat itulah hanya do’a yang dipanjatkan semoga putrinya bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya. Semoga suami adalah ssebaik-baik suami seperti sabda Rasul bahwa lelaki yang paling baik adalah yang paling lembut terhadap istrinya.
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
Oksa Putra Yuza seorang penulis yang lahir di Sumatera Selatan dan kini tinggal di Palembang.