twitter
rss

Pernahkah terpikir oleh Anda punya binatang peliharaan berupa semut? Di Berlin, ada toko yang khusus menjual semut untuk dijadikan hewan peliharaan, hingga semut eksotis. Peminatnya tidak sedikit.
Camponotus Herculeanos: Penampilan semut rangrang hitam itu lebih menakutkan dibanding semut lainnya. Besarnya mencapai 16 mm--lebih besar daripada semua spesies semut lain di Eropa. Kebanyakan hidup di kayu busuk. Mereka suka makan lalat dan nyamuk. Jika ada yang mengganggu, bisa disengat oleh sungut beracunnya.

Yang mula-mula menjadikan semut jenis ini jadi peliharaan lucu adalah pedagang semut Martin Sebesta. Ia menceritakan: "Hal yang menarik dari semut adalah kehidupan sosialnya. Di antara mereka terjalin komunikasi permanen. Mereka bekerja bersama-sama, misalnya memperbesar sarang, mendapatkan makanan, juga berbagi makanan, mereka memiliki sistem pembagian kerja. Sangat menarik menyaksikan polah mereka."


Ide menjual semut itu bermula ketika ahli mekanik industri itu masih remaja. Kala itu ia sudah terpesona oleh serangga. Pada tahun 2003, Martin Sebesta membuka toko semut pertama di Berlin. Kini, ia bisa menjual lebih dari 20 jenis di tokonya seluas seribu meter persegi.

Berasal dari seluruh dunia
Gundukan sarang semut
Semutnya berasal dari seluruh penjuru dunia. Di tokonya, Martin Sebesta punya stok antara sepuluh hingga dua puluh ribu koloni. Juga ada semut eksotis, seperti semut pemotong daun dari Amerika Selatan, yang bisa mengangkut bobot tiga puluh kali berat tubuh mereka sendiri. Dedaunan, dijadikan makanan untuk jamur pakan semut ini. Martin Sebesta menjelaskan: "Kekhasan semut pemotong daun adalah, koloninya dapat menjadi amat besar. Di alam bebas semut ini memiliki sarang seluas 50 meter persegi dan sedalam delapan meter. Pemelihara pribadi, setelah dua tahun biasanya kewalahan. Kami menjadi perantara untuk menyerahkan ke kebun binatang. Ini harus diperhatikan."

Bianca Drenske juga memelihara semut eksotis. Di apartemennya di Berlin, guru biologi itu punya enam belas spesies berbeda. Misalnya jenis Pachycondyla Apicalis dari Amerika Selatan -- predator agresif yang dapat menyengat seperti tawon. Apakah menurutnya hewan peliharaan yang ideal? Berikut pendapat Drenske: "Ada beberapa alasan mengapa saya memilihnya sebagai hewan peliharaan. Saya dapat membuat kreasi pemandangan indah. Beda dengan memiliki anjing atau kucing, saya tidak bisa membuatnya di rumah. Ekosistem mungil serangga sangat menarik. Serangga tidak banyak menghabiskan biaya untuk pakannya, cukup diberi jangkrik dan air gula yang murah. Mereka juga tidak berisik."

Secara umum ini hewan peliharaan yang relatif murah. Tapi ratu spesies dari Australia harganya bisa sekitar 1,8 juta rupiah.
Kendala memelihara
Ada juga kendala dalam memelihara semut. Spesies eksotik tidak boleh sembarangan dipelihara di dalam rumah.
"Anda harus selalu bertanya: Apakah semut ini tergolong jenis yang dilindungi atau sangat terancam musnah. Kita harus menghindarinya, bahkan jika hanya tergolong terancam. Kemudian apa saja perizinan yang Anda butuhkan? Australia kini sangat ketat dalam mengawasi apa yang keluar atau masuk negaranya,." papar Bianca Drenske.

Semut api
Bagi pemula sebaiknya tidak memelihara jenis eksotis. Yang lebih cocok adalah semut biasa seperti ini. Martin Sebesta menjualnya dalam bentuk "Paket untuk pemula " mulai dari harga sekitar 700 ribu rupiah.

Paket berupa dua terarium, lengkap dengan aksesorisnya. Dari seekor Ratu semut dan seekor semut pekerja kemudian akan tercipta koloni ribuan semut. Martin Sebesta mengatakan: "Kita biasanya dapat melihat semut dari luar, tetapi tidak dapat melihat apa yang dilakukan di dalam sarang. Anda hanya melihat seekor semut menyeret sesuatu ke sarang, tapi apa yang terjadi sebenarnya? Jika membuka sarang atau menghancurkannya, saya hanya melihat kerumunan besar dan tidak tahu apa yang mereka lakukan."


Itulah sebabnya, bagi Martin Sebesta: Semut hewan merupakan peliharaan yang paling menarik. Sepuluh karyawan membantu kerjanya sekarang, menerima perintah - dan mengirimkan semut ke berbagai belahan Eropa.

Ilmuwan Temukan Pohon `Ajaib` yang Sedot Emas dari Bumi
(livescience.com)
Liputan6.com, Tanaman bisa mendatangkan emas, dalam arti sebenarnya. Ini penjelasan ilmiahnya: sejumlah pohon punya akar yang menghujam ke dalam Bumi, menyerap nutrisi dan mineral yang dibutuhkannya untuk hidup. Dalam proses tersebut, emas di dalam tanah bisa terangkat ke permukaan.
Para peneliti berharap, fakta ini bisa membantu para penambang mendapatkan emas, apalagi penemuan deposito baru logam mulia ini telah turun 45 persen selama 10 tahun terakhir.
Dan kini, ilmuwan telah menemukan pohon itu.
Para ilmuwan di Australia kini fokus pada pohon eukaliptus (eucalyptus). Sebab, jejak emas sering ditemukan di tanah di sekitar tanaman tersebut.
Meski awalnya para ahli belum bisa memastikan, apakah pokok tersebut bisa menyerap emas dari deposit emas di bawah tanah atau kebetulan angin menerbangkan debu emas dari lokasi pertambangan.
Ternyata, dugaan pertama yang cenderung benar. Bahwa eukaliptus menyerap emas dari kedalaman tanah.
Dan kini, sekelompok peneliti menemukan bukti perdana bahwa ada partikel emas di dalam jaringan hidup pohon tersebut.
Peneliti menyelidiki daun, ranting, dan kulit pohon eukaliptus yang tingginya 10 meter di dua lokasi berbeda di Australia, satu di barat, lainnya di selatan.
Analisis sinar-X mengungkapkan partikel emas dengan lebar sampai sekitar 8 mikron berada dalam sel pohon. Sekitar 10 kali lebih tipis dari rambut manusia rata-rata.
Sampel lapangan dan percobaan rumah kaca menunjukkan, partikel-partikel emas -- dalam konsentrasi yang tidak membahayakan pohon -- diserap oleh akar dan didistribusikan ke jaringan lain, terutama daun -- di mana konsentrasi emas tertinggi ditemukan.
Temuan tersebut, yang dijelaskan panjang lebar di jurnal ilmiah Nature Communications, 22 Oktober 2013 mengungkap, pohon eukaliptus bisa menyerap deposit emas sampai kedalaman 35 meter di bawah tanah saat mencari air di tengah cuaca kering.
"Kami terkesima dengan kapasitas pohon eukaliptus untuk membawa emas dari kedalaman yang setara tinggi gedung 10 lantai," kata koordinator penulis studi, Melvyn Lintern, ahli geokimia dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Australia, seperti dimuat LiveScience, 22 Oktober 2013.
Kemampuan pohon itu benar-benar luar biasa. Ajaib! Namun, para peneliti tak mengusulkan menambang emas dari pohon eukaliptus.
"Jumlah kandungan emas dalam pohon luar biasa kecil. Dibutuhkan emas dari 500 pohon bahkan lebih untuk membuat satu cincin saja," kata Lintern.
Sebaliknya, pohon eukaliptus bisa membantu para penambang emas mengidentifikasi di mana deposit emas mungkin terkubur. Menjadi pemandu harta karun.
Cara itu bisa mengurangi waktu yang terbuang, juga mengirit uang dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memburu logam berharga di area yang sangat luas.
Petunjuk dari Rayap
Tak hanya di pohon eukaliptus, sebelumnya, ilmuwan juga menemukan serbuk emas di dalam sarang rayap.
Aaron Stewart, ahli entomologi dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization Australia, menganalisa sampel 222 sarang rayap jenis, Tumulitermes tumuli, berupa gundukan tanah di sekitar area Moolart Well, di wilayah Goldfields, Australia barat -- yang dikenal kaya emas .
Bukan sengaja para rayap membawa emas ke sarang mereka. "Namun akibat dari kebiasaan mereka membangun sarang, dari bahan yang bersumber dari kedalaman beberapa meter di bawah permukaan tanah," kata Stewart.
Tak cuma itu, tubuh rayap mengandung logam, yang berasal dari tanaman yang mereka makan. Rayap memiliki organ yang disebut malpighian tubules, mirip dengan ginjal manusia. Ilmuwan menemukan, tubules bertanggung jawab membentuk batu kaya logam dalam tubuh hewan kecil itu, seperti halnya batu ginjal pada manusia. Demikian dijelaskan tim dalam jurnal PLoS ONE.
Stewart dan para koleganya menyarankan para penambang memanfaatkan rayap. Sebab, ia mungkin jadi petunjuk harta tersembunyi jauh di bawah tanah.
"Menggunakan sarang rayap bisa membantu perusahaan eksplorasi mempersempit daerah pengeboran," kata Stewart. "Itu berpotensi menghemat banyak uang." (Ein/Mvi)