twitter
rss

Sample Image
Ketika seorang Ayah menggenggam tangan lelaki asing untuk menyerahkan anak gadisnya lewat sebuah akad, disitulah kekhawatirannya memuncak. Sungguh, kekhawatiran itu sudah terjadi sejak pertama kali putrinya menangis setelah keluar dari rahim ibu.
Bukan, bukan karena malu seperti kaum arab jahiliyah ketika mendapati yang lahir bukanlah anak lelaki. Bagi kaum jahiliyah anak perempuan adalah aib hingga merah muka mereka lalu ingin membunuh anak perempuan yang baru saja dilahirkan. Bukan karena itu. Tapi karena seorang Ayah tahu jika Rasul pernah bersabda bahwa perempuan yang tak baik bisa menjadi fitnah. Karenanya Seorang Ayah dengan segala kemampuannya akan menjaga putrinya.
Ayah akan bercerita pada putrinya bahwa Allah begitu memuliakan wanita. Karenanya sejak putrinya masih belia, Ayah sudah membiasakan putrinya memakai pakaian yang diperintahkan Allah dan Rasulnya.
“Ketika Fatimah beranjak remaja, Rasulullah menasehati Fatimah yang merupakan putrinya bahwa ketika wanita sudah baligh maka tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini (sembari menunjuk wajah dan telapak tangan).” Sang Ayah bercerita pada putrinya.
“Kenapa Ayah?” tanya sang anak dengan polosnya.
”Karena Allah sayang kepadamu, sayang kepada wanita-wanita muslim. Dengan menutup aurat kau akan terjaga. Sebab ketahuilah, lelaki kadang tak bisa menjaga pandangannya. Dan Ayah sangat bertanggungjawab terhadap putrinya, sebab selangkah saja kau keluar dari rumah dengan membuka aurat, selangkah juga Ayahmu menuju neraka. Bukankah putri Ayah sayang pada Ayah?” Sang Ayah tersenyum lalu mencium kepala putrinya. Sang putri pun mengangguk tanda mengerti.
Begitulah Ayah, dia akan menjaga putrinya dengan segala kemampuannya. Hingga Ayah melarang putrinya punya teman cowok. Karena begitu khawatirnya pada putri yang disayangnya.
“Tidak ada teman cowok yang boleh mendekatimu. Jika ia mengatakan cinta itu kebohongan. Jika ada yang mencintaimu, dia akan katakan langsung pada Ayah bukan padamu.”
Begitu sayangnya, begitu cintanya Ayah pada putrinya. Wajar jika airmatanya jatuh tak henti-henti sejak putrinya dilamar seorang lelaki hingga tangannya menggenggam tangan lelaki asing.  Ayah cemas dan bertanya-tanya, Akankah lelaki asing ini akan sama sayangnya sebagaimana ia menyayangi putrinya? Apakah lelaki asing ini mampu menafkahi sebagaimana ia menafkahi putrinya selama ini? Akankah lelaki asing ini bisa menjadi sahabat bagi putrinya?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dalam pikirannya. Hingga Ayah menyadari bahwa ia memang tak bisa selamanya menjaga putrinya. Akan datang dimana Seorang Ayah harus merelakan putrinya untuk diurus lelaki lain. Saat itulah hanya do’a yang dipanjatkan semoga putrinya bisa menjadi istri yang baik untuk suaminya. Semoga suami adalah ssebaik-baik suami seperti sabda Rasul bahwa lelaki yang paling baik adalah yang paling lembut terhadap istrinya.
Foto ilustrasi: google
Profil penulis:
Oksa Putra Yuza seorang penulis yang lahir di Sumatera Selatan dan kini tinggal di Palembang.


Sample Image

Banyak pria yang mampu memenangkan sejumlah pertempuran, mampu menahan hawa nafsu dari silaunya harta dan jabatan, tapi bertekuk lutut di hadapan wanita yang dicintainya.
Allah menempatkan wanita pada urutan pertama di antara apa-apa yang dicintai manusia, sebagaimana yang termaktub dalam surat Ali Imron ayat 14:
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan akan apa yang diinginkan berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak berupa emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang.”
Artinya, wanita memang dijadikan oleh Allah sebagai godaan terbesar yang paling diinginkan oleh manusia, bahkan melampaui harta dan kendaraan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam pun pernah bersabda dalam satu hadits yang tercantum di kitab Ash Shahihain dari sahabat Usamah bin Zaid (Bukhori no. 5096 dan Muslim no. 2740) yang artinya:
“Tidak pernah kutinggalkan sepeninggalku godaan yang lebih besar bagi kaum laki-laki kecuali wanita.”
Dan juga satu hadits yang diriwayatkan Muslim dari Abu Said Al khudri yang artinya:
“Sesungguhnya dunia ini indah dan manis, dan sesungguhnya Allah telah menjadikanmu sekalian khalifah lalu melihat apa yang akan kalian lakukan. Maka waspadailah dunia dan wanita. Sesungguhnya godaan dan bencana pertama yang menimpa Bani Israil adalah wanita.”
Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘Anhu pernah berkata:
“Kalian semua telah diuji dengan cobaan yang berat, namun kalian tetap bersabar. Namun kalian nanti akan diuji dengan godaan yang menyenangkan. Dan godaan yang paling aku takutkan atas diri kalian adalah godaan wanita apabila mengenakan gelang-gelang emas, memakai pakaian dari Syam (sejenis kain sari), dan jubah dari Yaman. Mereka (wanita-wanita itu) akan membuat repot suaminya yang kaya dan akan membebani suaminya yang fakir dengan sesuatu yang dia tidak mampu membelinya.”
(Shifatush Shafwah I : 497)
Maka, sudah semestinya sebagai wanita mampu menjaga diri agar tidak menjadi fitnah, baik dalam rumah tangga maupun dalam dunia sosial.
Itu sebabnya Allah memberikan rambu-rambu pada wanita, mulai dari cara berpakaian, cara berjalan, dan cara bergaul, agar tetap terjaga. Sebagai imbalannya? Wanita yang dapat menjaga dirinya akan masuk surga Allah hanya dengan shalat, puasa, dan ridho suaminya.
Foto ilustrasi: google

Sample Image
kapan terakhir kali merasakan jatuh cinta? Kalau sudah lupa, coba pandangi lagi wajah pasangan hidup, dan nyalakan kembali rasa cinta yang mungkin sempat redup lama.
Faktanya, jatuh cinta itu bisa menyehatkan. Jadi tunggu apa lagi? Lakukan segala sesuatu yang bisa menimbulkan kembali rasa cinta dan romantisme pada pasangan.
Berikut ini beberapa alasan jatuh cinta itu menyehatkan:
1. Jatuh cinta dapat menurunkan tekanan darah
Pada sebuah riset yang dilakukan oleh US Department of Health and Human Services, didapatkan hasil bahwa pasangan yang menjalani pernikahan yang bahagia memiliki tekanan darah lebih rendah dibandingkan mereka yang belum menikah.
Sedangkan pasangan yang memiliki pernikahan tidak bahagia memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan kedua grup.
Waduuh... Kalau merasa pernikahan tidak bahagia, bisa jadi karena kita selalu mengharapkan pasangan mencintai kita lebih, coba deh cintai pasangan sepenuh hati tanpa perlu memaksanya membalas cinta kita dengan kadar yang sama, bahagia bisa muncul dari keikhlasan dan dada yang lapang.
2. Cinta dapat menurunkan resiko depresi atau stres
Seringlah tertawa dengan orang yang kita cintai untuk tetap bahagia dan sehat baik secara mental maupun fisik.
Sebuah studi yang dikeluarkan oleh journal of health and social behaviour menunjukkan bahwa mereka yang baru saja menikah memiliki skor skala depresi 3,42 poin lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang belum menikah. 
Selain itu oksitosin, yaitu suatu hormon yang dikeluarkan saat kita mencium atau menyentuh orang yang kita cintai, dapat menurunkan hormon stres.
3. Jatuh cinta membuat kita tidak merasakan sakit
Tahukah bahwa jatuh cinta merupakan penghilang rasa sakit yang alami?
Pada sebuah studi di Standford University yang dilakukan pada orang-orang yang sedang berada pada 9 bulan pertama hubungan percintaan, diberikan nyeri dosis rendah dan kemudian ditunjukkan foto pasangannya.
Hasil dari riset tersebut menunjukkan bahwa mereka yang sedang dimabuk cinta teraktivasi area dopamin pada otaknya, mirip seperti yang terjadi pada pengguna kokain, sehingga tidak merasakan nyeri.
4. Cinta dapat meningkatkan kekebalan tubuh
Pasangan kita mungkin saja sering menularkan flu, namun percaya atau tidak, pasangan yang sedang jatuh cinta lebih jarang pergi ke dokter dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki pasangan.
Pada sebuah studi yang dilakukan di Wilkes University menemukan bahwa berhubungan seks minimal 1x/minggu dapat meningkatkan kadar IgA, yaitu antibodi yang memerangi penyakit.
5. Mempertajam daya ingat
Hal itu dibuktikan secara ilmiah bahwa dehydroepiandrosterone (DHEA), hormon yang diproduksi ketika jatuh cinta, membantu untuk menurunkan tingkat stres dan juga membantu meningkatkan memori otak.
6. Mencegah penyakit kanker
Menurut American Cancer Society, DHEA juga dapat mencegah kambuhnya kanker jenis tertentu. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Iowa, pasien kanker ovarium yang memiliki hubungan yang stabil dan kuat ditemukan dapat menghasilkan lebih banyak sel darah putih untuk memerangi kanker.
Selamat jatuh cinta!
Foto ilustrasi: google

Sample Image
kesuksesan Nabi Muhammad SAW telah banyak dibahas para ahli sejarah, baik sejarawan Islam maupun sejarawan Barat. Salah satu sisi kesuksesan Nabi Muhammad adalah kiprahnya sebagai seorang padagang (wirausahawan).
Michael Hart dalam bukunya “Seratus Tokoh Dunia yang Paling Berpengaruh” menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang nomor satu. Kata Hart, "Muhammad Saw terpilih untuk menempati posisi pertama, karena beliau merupakan satu-satunya manusia yang memiliki kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua bidang sekaligus : agama dan bidang duniawi". Subhanallah…
Nah, mari kita lihat bagaimana manajemen bisnis yang Rasulullah SAW terapkan sehingga mencapai sukses spektakuler di zamannya:
1.Berniat baik dan berprinsip pada nilai Illahi dalam menjalankan bisnisnya
2.Branding/menjaga nama baik
Nabi Muhammad adalah seorang pedagang yang jujur (Al-Shiddiq) dan adil (Al-Amin) dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya komplen. Beliau sangat menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu.
3.Tidak hanya mengejar keuntungan, namun juga berorientasi menolong orang lain
4.Beliau senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dengan siapapun
5.Pada zamannya, ia menjadi pelopor perdagangan berdasarkan prinsip transaksi bisnis yang fair, dan sehat, saling menguntungkan dan tidak ada yang dirugikan.
6.Tidak melakukan monopoli dagang
7.Beliau pula yang memperkenalkan asas transaksi yang dibangun atas dasar saling setuju (ridha)
8.Tidak melakukan penimbunan barang.
9.Sebagai peminjam dana/debitor, Nabi Muhammad tidak pernah menunjukkan kelalaian. Ia kerap membayar sebelum jatuh tempo.
10.Rajin bersedekah.
11.Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi (tabligh)
12.Pada saat beliau menjadi kepala negara, hukuman benar-benar ditegakkan kepada para pelaku bisnis nakal.
Prinsip bisnis modern seperti kepuasan konsumen (costumer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan kompetitif, semuanya telah menjadi gambaran pribadi, dan etika bisnis Muhammad SAW ketika ia masih muda. Jelas terlihat sisi kehidupan Nabi Muhammad dalam dunia bisnis yang sarat dengan nilai-nilai manajemen, Semoga para pebisnis modern, dapat meneladaninya sehingga mereka bisa sukses dengan pancaran akhlak terpuji dalam bisnis. Aamiin...

Profil Penulis
Nama: Artis Hardiyati

Sample Image
Tumbuh kembang anak mencakup dua hal yaitu perkembangan dan pertumbuhannya. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah dan ukuran yang bisa diukur dengan ukuran berat dan ukuran panjang.
Sedangkan perkembangan mencakup bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, antara lain emosi anak, intelegensi, serta tingkah laku dan sosial, sebagai hasil interaksi faktor genetik (bawaan) dengan faktor lingkungan—yang juga mempengaruhi tumbuh kembang anak sejak dilahirkan.

MANFAAT BERMAIN
Untuk tumbuh dan berkembang, anak perlu bermain. Bermain membuat anak mendapatkan stimulus guna mengembangkan potensi kecerdasannya. Fungsi bermain, pertama, untuk perkembangan sensorik dan motorik. Perkembangan sensori motorik ini didukung oleh keterampilan motorik kasar dan halus, seperti stimulus visual, pendengaran, taktil (sentuhan), dan kinestetik (gerak).
Stimulus visual merupakan stimulasi awal yang penting pada tahap permulaan perkembangan. Anak akan meningkatkan perhatian pada lingkungan sekitar melalui penglihatan. Maka, orangtua disarankan memberikan anak mainan warna-warni di usia 3 bulan pertamanya.
Stimulasi pendengaran penting untuk perkembangan bahasa terutama pada tahun pertama kehidupan. Sedangkan stimulus taktil diberikan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang serta sentuhan yang menimbulkan rasa aman dan percaya diri pada anak sehingga lebih responsif. Stimulasi kinestetik akan membantu anak untuk mengenal lingkungan yang berbeda.
Kedua, perkembangan intelektual, yaitu memberikan sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran. Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna, pengalaman dengan angka dan konsep abstrak. Orangtua memperluas keterampilan berbahasa yang akan melatih meningkatkan daya ingat anak dalam upaya meningkatkan memori terhadap hal-hal yang didapat. Pada akhirnya, anak memahami dunia, dan dapat membedakan fantasi dan realita.
Ketiga, perkembangan sosialisasi dan moral. Ini bermula sejak bayi menunjukkan ketertarikan dan kesenangan terhadap orang lain, terutama ibu.
Bermain juga dapat mengembembangkan Dengan bermain, anak dapat mengembangkan dan memperluas sosialisasi, serta belajar mengatasi persoalan terkait nilai moral dan etika.
Pada tahun pertama, anak hanya mengamati objek di sekitarnya. Di usia 2-3 tahun, anak suka bermain peran seperti peran ayah, ibu, dokter, polisi, dan lain-lain. Sedangkan usia pra-sekolah, anak lebih banyak bermain dengan kelompok sebayanya.
Keempat, kreativitas, anak belajar berkreasi, bereksperimen dan mencoba ide-idenya. Kelima, memahami diri sendiri dan menyadari bahwa ia berbeda dengan orang lain.
Keenam, terapi. Bermain akan membantu anak mengekspresikan emosi serta dapat mengurangi tekanan dari lingkungan.
Manfaat lain dari bermain adalah anak juga akan mengembangkan kecerdasan yang dimilikinya. Gardner mengelompokkan kecerdasan menjadi 8 kelompok yang dikenal dengan multiple intelegence atau kecerdasan majemuk.
Kecerdasan bahasa, kemampuan anak menggunakan kata-kalimat secara efektif, lisan dan tulisan. Kecerdasan logika-matematika, mampu melakukan eksperimen, hipotesa, serta hitungan secara efektif. Memahami informasi dalam bentuk gambar dan ruang adalah bagian kecerdasan visual-spasial, sementara kemampuan mengekspresikan ide dan perasaan lewat gerak tubuh termasuk kecerdasan kinestetik. Lainnya, kecerdasan musik, intrapersonal (mengenali diri sendiri), interpersonal (berhubungan dengan orang lain), dan kecerdasan naturalis (terkait pemahaman akan tanaman, hewan, dan fenomena alam).

Artikel ini ditulis oleh dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ, Kepala Instalansi Kesehatan Jiwa Anak & Remaja RSJ Dr Soeharto Herdjan, Grogol.

Sample Image
Sahabat Ummi, memiliki anak yang rajin mendirikan sholat tentu sangat menyejukan mata dan hati kita. Ada harapan kelak dia akan terjaga dari akhlak buruk karena sholat insya Allah mampu mencegahnya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar.
Kita sudah mengajarinya bacaan dan tata cara sholat, selalu mengajaknya sholat berjamaah di masjid. Kita pun sudah memasukannya ke sekolah yang membiasakan sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah.
Namun anak kita terlihat masih belum bersegera sholat ketika azan atau iqomah terdengar, masih harus disuruh-suruh. Bahkan mereka seperti sengaja menunda takbiratul ikhrom sampai sedetik sebelum ruku, masih tengok kanan tengok kiri selama sholat, dan tak jarang sholat sambil ngobrol atau sambil bercanda tertawa cekikikan dengan kawan sebelahnya.
Malah anak laki-laki tak sedikit yang sholat sambil main berantem-beranteman dengan kawannya.
Bagaimana ya cara memotivasi anak-anak itu agar tertib sholatnya? Bagaimanalah bisa khusyu jika tertib saja belum. Berikut ini cara jitu untuk memotivasi mereka, patut dicoba:
1.Ingatkan terus mengenai tujuan sholat
Ajak anak membuka Al-Qur’an Surat Thaha (20) ayat 14 : "Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat, untuk mengingat Aku.”
Setelah salam dan berdoa, cobalah tanyakan pada anak, apakah selama sholat tadi dia ingat kepada Allah? Jika anak menjawab belum, maka berbincanglah dari hati ke hati mengapa dia belum bisa mengingat Allah selama sholat.
Bantu anak melakukan refleksi atas sholatnya, lalu lakukan evaluasi dengan memancing ide anak kira-kira apa yang bisa ia lakukan agar sholat berikutnya lebih bisa mengingat Allah. Tantang dia agar berkomitmen melakukan idenya sendiri. Lakukan terus perbincangan ini dari hati ke hati, minimal sekali dalam sehari. Jika belum juga terlihat hasilnya, bersabarlah tanpa berhenti berusaha.
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk shalat dan bersabarlah kamu dalam melakukannya.” (QS Thaha (20) : 132)
2.Kenalkan anak dengan karakter Al-Mushollin
Ajak anak membuka Al-Qur’an Surat Al-Ma’arij (70) mulai dari ayat 11 hingga 34. Berikan pengantar seperti bunyi ayat 11 hingga 21, bahwa pada hari kiamat, ada orang yang sangat ingin menebus dirinya dari siksa api neraka, dengan anaknya, atau dengan istrinya, atau dengan saudaranya, atau dengan keluarganya, bahkan kalau perlu dengan semua manusia di bumi. “Biarlah mereka masuk neraka semua, asalkan saya bisa selamat”, begitu kira-kira.
Mereka masuk neraka karena selama hidup di dunia, selalu menyikapi sesuatu tidak pada tempatnya. Jika mereka mendapat kesulitan, mereka selalu berkeluh kesah, menggerutu, ngambek, marah atau memukul. Jika mereka mendapat kebaikan atau kekayaan, mereka pelit bukan main, sombong, atau boros. Apapun yang terjadi, sikap mereka selalu negatif.
Masuk dan beri penekanan pada ayat ke 22 : “Ilaal musholliin, Kecuali orang-orang yang mendirikan sholat (secara berkesinambungan).” Hanya orang-orang yang berkarakter Al-Mushollin yang bisa selamat dari api neraka. Ini karena sholat membuat golongan Al-Mushollin mampu untuk bersikap positif terhadap apapun yang terjadi padanya.
Bantu anak melakukan refleksi, apakah sholatnya selama ini sudah bisa masuk kategori Al-Mushollin atau belum, misalnya : Menurutmu kalau sholatnya sambil bercanda, masuk golongan Al-Mushollin tidak?
Kalau sholat sengaja ditelat-telatin, masuk golongan Al-Mushollin tidak? Buat daftar terperinci tentang sikap sholat anak selama ini, dan tanyakan satu per satu padanya mana yang menurutnya sudah masuk kategori Al-Mushollin dan mana yang belum. Beri tantangan apakah ia ingin masuk golongan Al-Mushollin atau tidak. Jika ingin, bantu ia melakukan evaluasi apa saja yang harus ia perbaiki dari sholatnya.
Selain sholat secara berkesinambungan, ada ciri-ciri lain golongan Al-Mushollin yang disebutkan di ayat 24 hingga 33. Jika saat ini kita baru ingin menekankan sholat, maka ciri lain tersebut bisa kita kenalkan di lain waktu saat kondisinya lebih sesuai. Kita bisa langsung loncat ke ayat 34 : "Dan orang-orang yang memelihara shalatnya."
Karakter Al-Mushollin yang dikenalkan Allah di surat ini, dibuka dengan sholat (ayat 22) dan ditutup dengan sholat (ayat 34). Beri penekanan pada anak, bahwa ini menunjukan betapa pentingnya kedudukan sholat dalam agama Islam. Tantang dia untuk mulai sholat dengan tertib, tertib tata caranya dan tertib bacaannya.
3. Minta anak selalu sholat di sebelah kita, orang tuanya.
Anak perlu role-model, bahkan dalam urusan sholat. Sangat jarang ada anak yang bisa langsung tertib sholatnya. Semua perlu waktu dan usaha. Rasulullah menyuruh kita mulai mengajarkan dan membiasakan anak sholat di umur 7 tahun, bahkan boleh memukulnya jika sampai usia 10 tahun belum bisa sholat dengan tertib.
Ada rentang waktu 3 tahun di sana, kurang lebih 5475 kali sholat fardhu. Alangkah baiknya jika 5475 kali sholat itu, anak melakukannya dalam pengawasan kita atau orang yang kita percaya. Anak bisa langsung melihat cara kita sholat, untuk kemudian menirunya. Jika ada yang salah dengan sholatnya pun, kita bisa langsung menegurnya seusai sholat.
4. Ajarkan anak doa agar istiqomah dalam sholat
Bersamaan dengan usaha kita memotivasi anak, jangan lupa mengajarinya doa Nabi Ibrahim a.s yang sudah terkenal mustajab.
Rabbiij'alnii muqiimash-shalaati wamin dzurrii-yatii, rabbanaa wataqabbal du'aa, Ya Tuhanku, jadikanlah aku orang yang selalu mendirikan shalat, demikian juga anak keturunanku. Ya Tuhanku, perkenankan do'aku." – (QS. Ibrahim (14) : 40)
Mintalah anak untuk membaca doa ini setiap selesai sholat. Tentu kita sendiri pun harus juga sering-sering membacanya. Wamin dzurrii-yatii, dan demikian pula anak keturunanku.
Mudah-mudahan Allah menumbuhkan dalam jiwa anak kita keinginan untuk sholat dengan tertib secara berkesinambungan, hingga suatu saat bisa mencapai derajat sholat khusyu. Amiin.


Profil Penulis:
Pida Siswanti, ibu dua anak tinggal di Depok. Selain bergiat di Komunitas Ummi Menulis, sehari-harinya juga bergiat mendesain pengalaman yang ingin dipaparkan pada anak-anaknya agar mereka mengenal Tuhannya dengan lebih baik.