twitter
rss

Pernahkah terpikir oleh Anda punya binatang peliharaan berupa semut? Di Berlin, ada toko yang khusus menjual semut untuk dijadikan hewan peliharaan, hingga semut eksotis. Peminatnya tidak sedikit.
Camponotus Herculeanos: Penampilan semut rangrang hitam itu lebih menakutkan dibanding semut lainnya. Besarnya mencapai 16 mm--lebih besar daripada semua spesies semut lain di Eropa. Kebanyakan hidup di kayu busuk. Mereka suka makan lalat dan nyamuk. Jika ada yang mengganggu, bisa disengat oleh sungut beracunnya.

Yang mula-mula menjadikan semut jenis ini jadi peliharaan lucu adalah pedagang semut Martin Sebesta. Ia menceritakan: "Hal yang menarik dari semut adalah kehidupan sosialnya. Di antara mereka terjalin komunikasi permanen. Mereka bekerja bersama-sama, misalnya memperbesar sarang, mendapatkan makanan, juga berbagi makanan, mereka memiliki sistem pembagian kerja. Sangat menarik menyaksikan polah mereka."


Ide menjual semut itu bermula ketika ahli mekanik industri itu masih remaja. Kala itu ia sudah terpesona oleh serangga. Pada tahun 2003, Martin Sebesta membuka toko semut pertama di Berlin. Kini, ia bisa menjual lebih dari 20 jenis di tokonya seluas seribu meter persegi.

Berasal dari seluruh dunia
Gundukan sarang semut
Semutnya berasal dari seluruh penjuru dunia. Di tokonya, Martin Sebesta punya stok antara sepuluh hingga dua puluh ribu koloni. Juga ada semut eksotis, seperti semut pemotong daun dari Amerika Selatan, yang bisa mengangkut bobot tiga puluh kali berat tubuh mereka sendiri. Dedaunan, dijadikan makanan untuk jamur pakan semut ini. Martin Sebesta menjelaskan: "Kekhasan semut pemotong daun adalah, koloninya dapat menjadi amat besar. Di alam bebas semut ini memiliki sarang seluas 50 meter persegi dan sedalam delapan meter. Pemelihara pribadi, setelah dua tahun biasanya kewalahan. Kami menjadi perantara untuk menyerahkan ke kebun binatang. Ini harus diperhatikan."

Bianca Drenske juga memelihara semut eksotis. Di apartemennya di Berlin, guru biologi itu punya enam belas spesies berbeda. Misalnya jenis Pachycondyla Apicalis dari Amerika Selatan -- predator agresif yang dapat menyengat seperti tawon. Apakah menurutnya hewan peliharaan yang ideal? Berikut pendapat Drenske: "Ada beberapa alasan mengapa saya memilihnya sebagai hewan peliharaan. Saya dapat membuat kreasi pemandangan indah. Beda dengan memiliki anjing atau kucing, saya tidak bisa membuatnya di rumah. Ekosistem mungil serangga sangat menarik. Serangga tidak banyak menghabiskan biaya untuk pakannya, cukup diberi jangkrik dan air gula yang murah. Mereka juga tidak berisik."

Secara umum ini hewan peliharaan yang relatif murah. Tapi ratu spesies dari Australia harganya bisa sekitar 1,8 juta rupiah.
Kendala memelihara
Ada juga kendala dalam memelihara semut. Spesies eksotik tidak boleh sembarangan dipelihara di dalam rumah.
"Anda harus selalu bertanya: Apakah semut ini tergolong jenis yang dilindungi atau sangat terancam musnah. Kita harus menghindarinya, bahkan jika hanya tergolong terancam. Kemudian apa saja perizinan yang Anda butuhkan? Australia kini sangat ketat dalam mengawasi apa yang keluar atau masuk negaranya,." papar Bianca Drenske.

Semut api
Bagi pemula sebaiknya tidak memelihara jenis eksotis. Yang lebih cocok adalah semut biasa seperti ini. Martin Sebesta menjualnya dalam bentuk "Paket untuk pemula " mulai dari harga sekitar 700 ribu rupiah.

Paket berupa dua terarium, lengkap dengan aksesorisnya. Dari seekor Ratu semut dan seekor semut pekerja kemudian akan tercipta koloni ribuan semut. Martin Sebesta mengatakan: "Kita biasanya dapat melihat semut dari luar, tetapi tidak dapat melihat apa yang dilakukan di dalam sarang. Anda hanya melihat seekor semut menyeret sesuatu ke sarang, tapi apa yang terjadi sebenarnya? Jika membuka sarang atau menghancurkannya, saya hanya melihat kerumunan besar dan tidak tahu apa yang mereka lakukan."


Itulah sebabnya, bagi Martin Sebesta: Semut hewan merupakan peliharaan yang paling menarik. Sepuluh karyawan membantu kerjanya sekarang, menerima perintah - dan mengirimkan semut ke berbagai belahan Eropa.

Ilmuwan Temukan Pohon `Ajaib` yang Sedot Emas dari Bumi
(livescience.com)
Liputan6.com, Tanaman bisa mendatangkan emas, dalam arti sebenarnya. Ini penjelasan ilmiahnya: sejumlah pohon punya akar yang menghujam ke dalam Bumi, menyerap nutrisi dan mineral yang dibutuhkannya untuk hidup. Dalam proses tersebut, emas di dalam tanah bisa terangkat ke permukaan.
Para peneliti berharap, fakta ini bisa membantu para penambang mendapatkan emas, apalagi penemuan deposito baru logam mulia ini telah turun 45 persen selama 10 tahun terakhir.
Dan kini, ilmuwan telah menemukan pohon itu.
Para ilmuwan di Australia kini fokus pada pohon eukaliptus (eucalyptus). Sebab, jejak emas sering ditemukan di tanah di sekitar tanaman tersebut.
Meski awalnya para ahli belum bisa memastikan, apakah pokok tersebut bisa menyerap emas dari deposit emas di bawah tanah atau kebetulan angin menerbangkan debu emas dari lokasi pertambangan.
Ternyata, dugaan pertama yang cenderung benar. Bahwa eukaliptus menyerap emas dari kedalaman tanah.
Dan kini, sekelompok peneliti menemukan bukti perdana bahwa ada partikel emas di dalam jaringan hidup pohon tersebut.
Peneliti menyelidiki daun, ranting, dan kulit pohon eukaliptus yang tingginya 10 meter di dua lokasi berbeda di Australia, satu di barat, lainnya di selatan.
Analisis sinar-X mengungkapkan partikel emas dengan lebar sampai sekitar 8 mikron berada dalam sel pohon. Sekitar 10 kali lebih tipis dari rambut manusia rata-rata.
Sampel lapangan dan percobaan rumah kaca menunjukkan, partikel-partikel emas -- dalam konsentrasi yang tidak membahayakan pohon -- diserap oleh akar dan didistribusikan ke jaringan lain, terutama daun -- di mana konsentrasi emas tertinggi ditemukan.
Temuan tersebut, yang dijelaskan panjang lebar di jurnal ilmiah Nature Communications, 22 Oktober 2013 mengungkap, pohon eukaliptus bisa menyerap deposit emas sampai kedalaman 35 meter di bawah tanah saat mencari air di tengah cuaca kering.
"Kami terkesima dengan kapasitas pohon eukaliptus untuk membawa emas dari kedalaman yang setara tinggi gedung 10 lantai," kata koordinator penulis studi, Melvyn Lintern, ahli geokimia dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization, Australia, seperti dimuat LiveScience, 22 Oktober 2013.
Kemampuan pohon itu benar-benar luar biasa. Ajaib! Namun, para peneliti tak mengusulkan menambang emas dari pohon eukaliptus.
"Jumlah kandungan emas dalam pohon luar biasa kecil. Dibutuhkan emas dari 500 pohon bahkan lebih untuk membuat satu cincin saja," kata Lintern.
Sebaliknya, pohon eukaliptus bisa membantu para penambang emas mengidentifikasi di mana deposit emas mungkin terkubur. Menjadi pemandu harta karun.
Cara itu bisa mengurangi waktu yang terbuang, juga mengirit uang dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memburu logam berharga di area yang sangat luas.
Petunjuk dari Rayap
Tak hanya di pohon eukaliptus, sebelumnya, ilmuwan juga menemukan serbuk emas di dalam sarang rayap.
Aaron Stewart, ahli entomologi dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization Australia, menganalisa sampel 222 sarang rayap jenis, Tumulitermes tumuli, berupa gundukan tanah di sekitar area Moolart Well, di wilayah Goldfields, Australia barat -- yang dikenal kaya emas .
Bukan sengaja para rayap membawa emas ke sarang mereka. "Namun akibat dari kebiasaan mereka membangun sarang, dari bahan yang bersumber dari kedalaman beberapa meter di bawah permukaan tanah," kata Stewart.
Tak cuma itu, tubuh rayap mengandung logam, yang berasal dari tanaman yang mereka makan. Rayap memiliki organ yang disebut malpighian tubules, mirip dengan ginjal manusia. Ilmuwan menemukan, tubules bertanggung jawab membentuk batu kaya logam dalam tubuh hewan kecil itu, seperti halnya batu ginjal pada manusia. Demikian dijelaskan tim dalam jurnal PLoS ONE.
Stewart dan para koleganya menyarankan para penambang memanfaatkan rayap. Sebab, ia mungkin jadi petunjuk harta tersembunyi jauh di bawah tanah.
"Menggunakan sarang rayap bisa membantu perusahaan eksplorasi mempersempit daerah pengeboran," kata Stewart. "Itu berpotensi menghemat banyak uang." (Ein/Mvi)


syifabudi.sch.id
Ilustrasi
Zaman digital telah melahirkan anak-anak muda bermental speadboat, berlari kencang di atas arus yang dangkal. Zaman digital membentuk anak-anak semakin alay. Kenyataan ini menuntut guru sebagai pendidik tidak cukup berenang untuk mengejar anak-anak. Guru harus menyaru sebagai kapal selam yang membawa murid ke kedalaman makna secara perlahan.
Perlu diakui, selama ini sekolah-sekolah telah terjebak dalam materialisme kurikulum pendidikan. Kebanyakan guru hanya berorientasi pada aspek kognitif dari proses belajar mengajar. Guru hanya sebagai agen pendidikan yang bertugas meyuapi (spoonfeeding) pengetahuan pada anak-anak. Anak-anak terbatas pada sistem yang mengekang mereka.
Masalah utama bagi guru dalam dunia pendidikan bukan lagi tertumpu pada kesejahteraan guru. Adanya tunjangan sertifikasi guru adalah upaya pemerintah menutup celah bobroknya sistem pendidikan. Akan tetapi, tunjangan sertifikasi guru nampaknya belum merubah guru menjadi good teacher, apalagi great teacher.
Setidaknya ada empat tipe guru yang dapat kita amati. Pertama adalah guru medioker. Guru tipe ini kerjanya hanya menyuapi (spoonfeeding) siswa. Tipe ini sangat buruk karena akan melahirkan generasi bermental pecundang. Tipe kedua adalah guru superior. Tipe ini sama artinya dengan guru killer. Guru tipe superior atau killer sukanya diperhatikan murid, bukan memperhatikan murid. Kerjanya hanya memperagakan otoritas dan kewibawaan yang melahirkan murid bermental penakut dan pengecut (hlm xi).
Guru tipe ketiga dan keempat adalah guru terpuji dan guru hebat. Guru terpuji mampu mengajarkan materi yang rumit dengan cara yang sederhana (to simplify complex things). Guru terpuji mampu melahirkan orang-orang pinter. Tipe terakhir adalah guru hebat. Guru hebat menginspirasi murid sehingga melahirkan manusia-manusia bermental driver dan winner.
Buku ini hadir untuk merubah para guru medioker dan guru superior menjadi guru terpuji dan guru hebat. Buku yang disusun berdasarkan pengalaman 20 tahun mengajar dan mendidik sang penulis menjadi inspirasi para guru untuk meninggalkan metode pembelajaran yang kaku dan monoton.
Sumardianta, dalam buku ini menjelaskan bahwa guru gokil adalah guru hebat (great teacher), sedangkan murid unyu adalah murid cerdas. Guru gokil adalah guru yang mampu menginspirasi muridnya menjadi unyu, menjadi generasi yang tidak hanya galau tetapi mampu mengatasi persoalan di tengah kepungan dunia digital seperti internet dan televisi.
Guru gokil bila ingin membuat muridnya unyu harus bisa mengidentifikasi gaya belajar setiap muridnya. Identifikasi berguna merancang pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan (fun learning). Guru gokil memfokuskan kegiatan belajar pada murid (participant centered learned) bukan pada guru karena sejatinya guru hanyalah fasilitator pembelajaran (hlm 60).
Buku ini mencontohkan beberapa strategi yang patut digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. Salah satu tamsil dalam buku ini untuk menciptakan PCL (participant centered learning) adalah tutor sebaya. Intinya, murid yang mempunyai kelebihan dalam belajar menyampaikan materi kepada murid lain yang gaya belajarnya normal dan lambat.
Bagian akhir buku ini menjelaskan kisah seorang anak manusia (Alung) yang menemukan titik balik (breaktrhough) dalam mengubah kehidupannya. Alung adalah salah satu murid yang para gurunya gokil. Kebekuan hati Alung secara perlahan melebur setelah mendapat tugas magang kerja sosial di sebuah panti jompo dari para guru gokil.
Guru Gokil Murid UnyuBuku Guru Gokil Murid Unyu merupakan salah satu buku yang berusaha menggebrak metode pembelajaran para guru yang masih terperangkap dalam materialisme kurikulum. Sumardianta juga berusaha mengembalikan orientasi para guru dari “mendidik demi gaji dan karir” menjadi “mendidik demi mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Buku setebal 306 halaman ini sangat khas. Sumardianta menyajikan cerita-cerita yang penuh ilham untuk kemudian disarikan hikmahnya dalam kaitannya melahirkan guru-guru yang gokil (hebat). Diramu dengan bahasa yang ringan menjadikan buku ini mudah dipahami bagi siapa saja. Sangat penting untuk dibaca oleh para pegiat pendidikan, khususnya guru dan para calon guru untuk melahirkan generasi yang unyu (cerdas). Selamat membaca!
Judul Buku : Guru Gokil Murid Unyu
Penulis : J. Sumardianta
Penerbit : Bentang
Cetakan : Pertama, April 2013
Tebal : xiv + 306 halaman
ISBN : 978-602-7888-13-5
* Peresensi : Lu’ayyin, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang


Sekitar empat tahun yang lalu saya mengadakan seminar di sebuah sekolah ternama, dan hasilnya amat sangat mengguncang sekolah tersebut, karna setelah itu banyak guru dan kepala sekolah yang datang kepada saya mengatakan bahwa, apa yang saya sampaikan tidak pantas disampaikan kepada murid yang datang pada saat itu, karna saya lebih pro ke murid daripada ke sekolah tersebut.
Tapi saya akan mengatakan lagi hal ini ke anda supaya anda dapat mendengarkan apa yang saya sampaikan pada saat itu walaupun dalam waktu yang singkat karna hanya dalam bentuk suara rekaman suara saya.
Pertama, saya ingin mengatakan dulu bahwa sekolah itu, “penting”. Ok?
Jadi, bukan mengatakan bahwa anda tidak harus sekolah, jangan sampe ke sana larinya. Tapi saya ingin mengatakan bahwa, walaupun sekolah itu penting,, namun banyak hal yang salah di dalam sekolah; terutama, di Indonesia.
Mengapa?
Begini saja... Anda pasti tau bahwa banyak sekali anak2 yang jelek nilai sekolahnya atau tidak baik di sekolahnya, tapi besarnya bisa sukses. Sedangkan anak2 yang sukses di sekolah, saya tidak mengatakan bahwa mereka tidak bisa sukses, tapi banyak sekali yang akhirnya kerja, menjadi pegawai biasa. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Karna masa depan tidak ditentukan oleh sekolah.
Kalo anda liat dari, apa sih yang ingin dibentuk oleh sekolah?
Menurut saya hanya satu, sekolah ingin membentuk anak2nya menjadi guru.
Jadi, guru matematika, ingin membuat anak2nya menjadi guru matematika. Guru sejarah ingin membuat anak2nya yang belajar, menjadi guru sejarah. Begitu juga dengan guru2 lainnya.
Anehnya, kalo kita ambil seorang guru, ambil saja, guru matematika. Lalu, kita beri test tentang geografi, saya berani yakin bahwa dia tidak menguasai geografi. Atau guru kimia, kita test seni rupa, saya yakin guru kimia tersebut tidak bisa melakukan test seni rupa, atau nilainya jelek.. Atau guru seni rupa, kita test olahraga, pasti dia juga tidak bisa olahraga dengan nilai baik.
Lalu mengapa, kalau guru2 tersebut tidak bisa melakukan hal lain dengan nilai baik, tapi murid2nya dipaksakan mendapatkan semua nilainya baik. Aneh kan???
Kalau gurunya saja hanya menguasai satu mata pelajaran, mengapa semua murid harus menguasai semua mata pelajaran.
Ya, mungkin untuk dasar, katanya.
Tapi, toh ternyata ketika sudah dewasa sang guru pun sadar bahwa dia tidak menggunakan atau tidak memerlukan semua ilmu/pelajaran yang diberikan pada saat dia kecil. Iya tidak???
Karna, pada dasarnya tidak ada manusia yang bisa sempurna dalam segala hal, begitu juga murid2.
Murid2 tidak bisa menguasai semua hal secara baik. Banyak sekali pelajaran2 yang diberikan dan tidak digunakan ketika dewasa.
Contohnya begini saja, mempelajari peta buta. Saya sampai sekarang tidak tau kenapa saya harus mempelajari peta buta ketika saya kecil. Saya tidak menjadi ahli geografi, saya juga tidak menjadi tour guide, saya tidak menjadi itu. Lalu buat apa saya dulu mempelajari itu? Kalo saya ingin menjadi seorang tour guide atau saya ingin menjadi seorang ahli geografi, mungkin saya harus mempelajari hal tersebut.
Atau, menghafalkan nama2 gubernur, menghafalkan nama2 walikota, yang sedangkan walikota atau gubernur berganti setiap berapa tahun sekali.
Jadi, sangat amat tidak masuk akal, menurut saya. Saya tidak tahu sekarang masih atau tidak harus menghafal nama2 tersebut. Dulu saat saya masih sekolah, di SMP atau SMA saya lupa, guru akuntan saya mengatakan pada saya, karna nilai akuntan saya jelek.
“Kalau nilai akuntansi kamu jelek, Ded, kamu tidak akan bisa menjadi orang sukses.”
O ya? Ternyata saya bisa sukses dan saya bisa membayar akuntan yang bekerja pada saya. Itu adalah fakta..
Sekarang, begini sajalah, apa sih yang harus dirubah? Sekolahnya?
Mungkin sistemnya.
Mengapa tidak sejak kecil ketika anak masih dari sekolah SD, kita lihat dulu berapa lama, apa yang dia suka. Lalu kita bagi kelasnya. Kalau anak tersebut suka matematika, berikan pelajaran matematika lebih banyak, kalau anak tersebut suka sejarah, berikan dia pelajaran sejarah lebih banyak.
Jadi seperti orang kuliah tapi sejak kecil. Jadi sejak kecil anak itu sudah dijuruskan kepada apa yang dia suka, bukan dijejalkan dengan semua pelajaran yang dia suka atau tidak suka, harus bisa dan harus hafal. Ada anak dengan rengking satu yang bisa menghafalkan semuanya, tapi begitu dia menjadi dewasa, pikirannya telah terkotaki, kreativitasnya telah buntu, otak kanannya tidak akan jalan.
Kenapa?
Karna yang dipakai hanya otak kiri, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal, menghafal.
Akhirnya, bukan pintar, bukan cerdik, tapi jago menghafal. Menghafal rumus matematika, menghafal sejarah, menghafal peta buta, dan sebagainya.Dan biasanya anak2 tersebut pelajaran olahraganya atau pelajaran seni rupanya jelek karna otak kanannya tidak dipakai.
Anak saya sekolah di sekolah internasional, dan sejak kecil, sejak SD, anak saya sudah diarahkan ke pelajaran mana yang dia lebih suka dan kelasnya lebih banyak. Jadi, kelasnya banyak dan anaknya sendiri yang datang ke kelas bukan gurunya yang datang ke kelas untuk mengajar anaknya.
Lalu bagaimana merubah itu semua???
Memang susah karna sekolah pasti tidak akan ingin merubah. Butuh tahunan untuk merubah itu.
Saya harap satu saat bisa. Tapi sebelum itu bisa, apabila yang mendengarkan suara saya ini orangtua, dengarkan ini baik2.
Apabila yang mendengarkan suara saya ini adalah anak2, minta orangtua anda untuk mendengarkan suara saya, sebentar saja.
Kalau seandainya orangtua mendukung apa yang paling anak sukai dalam mata pelajaran, mungkin dia akan menjadi anak yang lebih berhasil nanti kedepanya.
Bagaimana caranya?
Begini, pelajaran matematika merah, pelajaran seni rupa bagus, kenapa yang harus di lesi di rumah pelajaran matematika? Kenapa memanggil guru matematika untuk memberi les tambahan matematika?
Tidak perlu kan? Kenapa tidak dilesi sesuatu yang memang anak itu suka! Kalau anak saya pelajaran matematikanya jelek dan pelajaran seni rupanya bagus, saya tentu akan meleskan anak saya seni rupa, supaya bakatnya sudah mulai dikembangkan sejak kecil.Bukan memaksakan hal yang memang mereka tidak suka.
Kalau seni rupanya jelek, sejarahnya bagus, biarkan pelajaran seni rupanya jelek, pelajaran sejarahnya dibantu orangtuanya di rumah untuk lebih dikembangkan. Memang ada pelajaran2 yang kalau nilai anda jelek maka anda tidak lulus ujian atau tidak naik kelas.
Ya, kalo pelajaran2 seperti itu dibantu supaya mendapatkan nilai secukupnya, cukup untuk lulus & naik kelas tentunya. Tidak perlu sembilan, tidak perlu sepuluh.
ingat! nilai pelajaran anda tidak menentukan masa depan anda, nilai UAS anda tidak menentukan masa depan anda, anda rengking satu di kelas bukan berarti anda akan berhasil menjadi manusia kelak ketika anda dewasa, sama sekali tidak berhubungan menurut saya.
Kuncinya adalah orangtua di sini. Orangtua harus mendukung apa yang anak suka. Kalau ada pelajaran yang jelek, pelajaran yang baik, dukung pelajaran yang baik...
Jangan memaksakan terhadap anak dari yang asalnya pelajarannya jelek menjadi bagus, nilainya sembilan atau sepuluh, tidak penting!
Tidak perlu takut untuk mendapatkan nilai jelek!
Tidak perlu takut untuk tidak naik kelas!
Tidak naik kelas bukan berarti masa depan anda hancur!
Ada lho, anak yang sampai bunuh diri karna dia tidak naik kelas, justru itu yang hancur masa depannya.
Saya, pernah tidak naik kelas. Masalah? Tidak sama sekali.
Orangtua saya marah? Tidak sama sekali pada saat itu. Kebetulan orangtua saya berpikiran luar biasa dan moderat, dan tidak semua orangtua bisa seperti itu.
Tapi itulah yang saya harapkan dari para orangtua di Indonesia. Memberikan dukungan pada anak2nya, tidak memarahi anak pada saat nilai anaknya jelek, tidak menghakimi pada saat tidak semua pelajaran nilai sang anak mendapatkan yang terbaik. Kita harus mengerti dan mendukung apa yang anak itu suka.
Ingat sekali lagi bahwa,
Masa depan anda tidak tergantung pada pintar tidaknya anda di sekolah
Masa depan anda tidak tergantung pada anda naik kelas atau tidak naik kelas
Masa depan anda juga tidak tergantung dari nilai rapor anda.
Masa depan anda sebenarnya tergantung pada kemampuan anda bersosialisasi,
Masa depan anda tergantung pada cara dan sikap anda dalam menambah pengetahuan anda setiap harinya dari mana saja. Dari majalah, dari internet, bari buku, dari cerita dari pengalaman2 orang, dari mana saja yang anda sukai.
Saya punya teman yang waktu kecilnya dikenal jelek karna suka main game, dan sekarang, dia menjadi pemilik toko game terbesar di Indonesia. Kaya raya.
Masa depan anda, tidak tergantung dari nilai sekolah anda.
Masa depan anda, ada di tangan anda.
Jangan takut untuk mendapatkan merah di sekolah anda.
Kadang2, merah artinya sukses, untuk masa depan anda.
(Saya Deddy Corbuzier)