Alkisah, ada seorang pedagang kaya yang merasa dirinya tidak bahagia.
Dari pagi² buta, dia telah bangun dan mulai bekerja. Siang hari bertemu
dengan orang² untuk membeli atau menjual barang. Hingga malam hari, dia
masih sibuk dengan buku catatan dan mesin hitungnya. Menjelang tidur,
dia masih memikirkan rencana kerja untuk keesokan harinya. Begitu hari²
berlalu.
Suatu pagi sehabis mandi, saat berkaca, tiba² dia kaget saat menyadari rambutnya mulai menipis dan berwarna abu²...
“Akh... Aku sudah menua. Setiap hari aku bekerja, telah menghasilkan
kekayaan begitu besar...!!! Tetapi kenapa aku tidak bahagia...??? Ke
mana saja aku selama ini...???”
Setelah menimbang, si pedagang
memutuskan untuk pergi meninggalkan semua kesibukannya dan melihat
kehidupan di luar sana. Dia berpakaian layaknya rakyat biasa dan membaur
ke tempat keramaian.
“Duh... hidup begitu susah, begitu tidak
adil...!!! Kita telah bekerja dari pagi hingga sore, tetapi tetap saja
miskin dan kurang...!!!” (terdengar sebagian penduduk berkeluh kesah.)
Di tempat lain, dia mendengar seorang saudagar kaya walaupun harta
berkecukupan, tetapi tampak sedang sibuk berkata² kotor dan memaki
dengan garang. Tampaknya dia juga tidak bahagia.
Si pedagang
meneruskan perjalanannya hingga tiba di tepi sebuah hutan. Saat dia
berniat untuk beristirahat sejenak di situ, tiba² telinganya menangkap
gerak langkah seseorang dan teriakan lantang...
“Huah...!!!
Tuhan, terima kasih. Hari ini aku telah mampu menyelesaikan tugasku
dengan baik. Hari ini aku telah pula makan dengan kenyang dan nikmat.
Terima kasih Tuhan, Engkau telah menyertaiku dalam setiap langkahku. Dan
sekarang, saatnya hambamu hendak beristirahat...!!!”
Setelah
tertegun beberapa saat dan menyimak suara lantang itu, si pedagang
bergegas mendatangi asal suara tadi. Terlihat seorang pemuda berbaju
lusuh telentang di rerumputan. Matanya terpejam. Wajahnya begitu
bersahaja. mendengar suara di sekitarnya, dia terbangun. Dengan
tersenyum dia menyapa ramah...
“Hai... Pak Tua... silahkan beristirahat di sini...!!!” (kata anak muda itu.)
“Terima kasih... Anak Muda. Boleh bapak bertanya...???” (tanya si pedagang.)
“Silakan...!!!” (jawab sang pemuda.)
“Apakah kerjamu setiap hari seperti ini...???” (tanya si pedagang.)
“Tidak... Tidak Pak Tua... Menurutku, tak peduli apapun pekerjaan itu,
asalkan setiap hari aku bisa bekerja dengan sebaik²nya dan pastinya aku
tidak harus mengerjakan hal sama setiap hari. Aku senang, orang yang
kubantu senang, orang yang membantuku juga senang, pasti Tuhan juga
senang di atas sana. Ya kan...??? Dan akhirnya, aku perlu bersyukur dan
berterima kasih kepada Tuhan atas semua pemberiannya ini...!!!” (balas
sang pemuda.)
-------------------------
Kenyataan di kehidupan ini, kekayaan, ketenaran, dan kekuasaan sebesar
apapun tidak menjamin rasa bahagia. Bisa kita baca kisah hidup seorang
maha bintang Michael Jackson yang meninggal belum lama ini, yang
berhutang di antara kelimpahan kekayaannya. Dia hidup menyendiri dan
kesepian di tengah keramaian penggemarnya tidak bahagia di tengah hiruk
pikuk bumi yang diperjuangkannya.
Entah seberapa kontroversial
kehidupan Jacko. Tetapi, yah… setidaknya, dia telah berusaha berbuat
yang terbaik dari dirinya untuk umat manusia lainnya.
Mari...
jangan menjadi budaknya materi. Mampu bersyukur merupakan kebutuhan
manusia. Mari kita berusaha memberikan yang terbaik bagi diri kita
sendiri, lingkungan kita, dan bagi manusia² lainnya. Sehingga, kita
senantiasa bisa menikmati hidup ini penuh dengan sukacita, syukur, dan
bahagia...
╔══════════════╗
╠ Semoga Bermanfaat...
╚══════════════╝
|