Bambu ternyata tak cuma bermanfaat sebagai bahan baku kursi dan meja,
tetapi juga potensial sebagai biofuel masa depan. Hal ini terungkap
dalam diskusi “Bambu Punya Cerita” yang diadakan di Bumi Perkemahan
Ragunan, Minggu (25/3/2012).
Ada banyak manfaat bambu, salah satunya sebagai biofuel. Bambu bisa diolah menjadi alkohol maupun diesel
– Elizabeth A Widjaja, peneliti bambu LIPI
“Ada banyak manfaat bambu, salah satunya sebagai biofuel. Bambu bisa
diolah menjadi alkohol maupun diesel,” ungkap Elizabeth A Widjaja,
peneliti bambu Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).
Untuk diolah menjadi biofuel, bambu dikoleksi terlebih dahulu untuk
diambil selulosanya. Pada selulosa atau serat, terdapat senyawa aktif
yang lewat proses kimia dan fisika bisa dijadikan sebagai bahan baku
biofuel.
Elizabeth yang menekuni taksonomi bambu mengatakan, pemanfaatan bambu
sebagai biomassa ini menjanjikan. “Dari total bambu yang kita ambil, 57
persen atau lebih dari setengahnya bisa kita ubah menjadi biofuel,”
katanya.
Beberapa negara sebenarnya sudah memanfaatkan bambu sebagai bahan
bakar, di antaranya Laos dan negara-negara Afrika. Afrika bahkan
dikatakan mengimpor bibit bambu hasil kultur jaringan untuk diolah
menjadi arang.
Di Indonesia sendiri, pemanfaatan bambu masih belum optimal. Untuk
mengolah bambu menjadi biofuel, belum banyak kalangan yang tertarik
meneliti. LIPI sendiri belum memiliki staf yang khusus mengkaji
pemanfaatan bambu sebagai biofuel.
Menurut Elizabeth, pemanfaatan bambu sebagai biofuel sebenarnya bisa
dilakukan. Untuk produksi massal, memang masalah yang harus dipecahkan
adalah menjamin ketersediaan stok. Namun untuk skala desa, misal untuk
tujuan mandiri energi, sudah bisa dilakukan.