Menurut Nana Sujana faktor yang
dapat mendukung prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai
siswa yang dipengaruhi oleh dua factor utama yaitu yang pertama; factor
dari dalam diri siswa itu sendiri dan yang kedua; factor yang datang
dari luar diri siswa itu sendiri atau factor lingkungan.
Menurut Slameto bahwasannya faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
Menurut Slameto bahwasannya faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
A. Faktor Intern, meliputi:
1) Faktor Biologis ( yang bersifat jasmani)
a. Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik, yaitu baik segenap badan beserta bagian-bagian yang lain atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lelah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekarja, tidur, makan, olah raga dan rekreasi.
2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabakan kurang baik dan kurang sempurnanya anggota tubuh atau badan. Seperti: buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan tergaggu, misalnya siswa tersebut menjadi minder, kurang percaya diri dll. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat batu agar dapat menghindar atau mengurangi kecacatannya itu.
3) Faktor Psikologis (yang bersifat rohani)
Sekurang-kurangnya ada tujuh factor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas factor-faktor tersebut.
4) Inteligensi
Intelegensi menurut Ngalim Purwanto adalah factor total, berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan didalam (ingatan , fantasi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi seseorang).
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya seoarng siswa dalam belajar, manakala siswa memiliki intelegensi normal tetapi prestasi belajarnya sangat rendah sekali, hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal lain, seperti sering sakit, tidak belajar dirumah, dan sebagainya. Kalau seorang siswa memiliki tingkat intelegensi dibawah normal, maka sulilt baginya untuk bersaing didalam pencapaian prestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Siswa yang demikian keadaannya hendaknya diberi pertolongan khusus serta pendidikan khusus, seperti kursus dan lain sebagainya.
Intelegensi seorang siswa dapat diketahui dari tingkah laku atau pebuatannya yang tampak. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting, faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan penting.
a. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu pelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Ingatan
Secara teoritis ingatan akan berfungsi: (1) Menerima Kesan-kesan dari luar, (2) menyimpan kesan, (3) memproduksi kesan. Oleh karena itu, ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan karena lupa merupakan gejala psikologis yang selalu ada.
c. Bakat
Bakat adalah Salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan inteligensia yang merupakn struktur mental yang melahirkan “ kemampuan” untuk memahami sesuatu. Dengan uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil pelajarannya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia akan lebih giat lagi dalam belajar .
d. Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, bahwa untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
e. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, dimana organ tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui tingkat kematangan anak agar dapat menyesuaikan diri dengan persiapan anak didiknya. Dengan kata lain dalam proses belajar mengajar materi yang di sampaikan harus di sesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan cara berpikir siswa.
f. Kesiapan atau readiness
Menurut James Drever adalah preparedness to respond or react, yaitu kesiapan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan juga dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa tersebut sudah ada kesiapan untuk belajar, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
g. Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedahkan menjadi dua macam: yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, dan nanti akan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelemahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah kurang atau tidak lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat di lihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kehilangan ini sangat terasa pada kepala pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi.
Dari uraian diatas dapatlah di mengerti bahwa kelelahan itu dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik harus menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
B. Faktor Eksetrn
Selain faktor internal yang diakibatkan dari dalam diri siswa, ada pula faktor eksternal atau faktor yang diakibatkan dari luar diri siswa, yang dapat mempengaruhi prastasi belajar siswa antara lain:
1. Faktor lingkungan keluarga.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi siswa. Keluarga adalah termasuk di dalam salah satu faktor yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan siswa. Dari lingkungan keluarga inilah yang pertama kali anak dikenalkan dan menerima pendidikan dan pengajaran terutama dari ayah dan ibunya. Pengaruh keluarga bagi siswa adalah berupa: cara orang tua mendidik anak, hubungan antara keluarga, pengertian orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.
Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi prestai belajar siswa dari dalam keluarga ini adalah suasana keluarga. Suasana keluarga yang ramai, gaduh atau tegang karena orang tua sering berselisih pendapat dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Demikian pula keadaan ekonomi keluarga, dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya ekonomi keluarga yang kurang maka fasilitas belajar anak bisa kurang terpenuhi, bahkan tempat belajar anak kurang memadai atau tidak ada, akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan baik sehingga menjadi penghambat prestasi belajarnya.
2. Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar karena hampir sepertiga dari kehidupan siswa sehari-hari berada disekolah. Faktor lingkungan sekolah yang dapat menunjang keberhasilan siswa, antara lain; cara penyampaian pelajaran, faktor antara guru dengan siswa, faktor asal sekolah, faktor kondisi gedung, kelas harus memenuhi syarat belajar, dan kedisiplinan yang diterapkan oleh sekolah yang bersangkutan.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat disebut juga sebagai faktor lingkungan sekitar siswa dimana ia tinggal, Faktor lingkungan masyarakat ini juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor media massa; termasuk semua alat-alat media massa seperti; buku, koran, TV, video casette, internet dan sebagainya, yang dapat dimanfaatkan secara positif sebagai penunjang belajar siswa. Namun juga bisa berdampak negatif, bila salah digunakan. Karena itu perhatian, pembimbingan dan kebijaksanaan orang tua dan guru diperlukan untuk mengendalikan mereka.
b) Faktor pergaulan; teman bergaul dan aktivitas dalam masyarakat yang dapat membentuk keberhasilan dalam belajar siswa, bila dapat membagi waktu belajar dengan baik. Bila tidak dapat membagi waktu dengan baik maka aktivitas siswa tersebut akan berantakan dan itu akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Sehingga perhatian dan pengawasan orang tua sangat diperlukan.
Tipe keluarga, seperti pendidikan, jabatan, orang tua siswa, semua itu akan memberikan pengaruh dalam perkembangan siswa.
Rujukan:
1. Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 39
2. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm 53
3. Singgih D. Gunarsah, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia, 1985), hlm 131-134
Sehat berarti dalam keadaan baik, yaitu baik segenap badan beserta bagian-bagian yang lain atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lelah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan atau kelainan-kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekarja, tidur, makan, olah raga dan rekreasi.
2) Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabakan kurang baik dan kurang sempurnanya anggota tubuh atau badan. Seperti: buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain.
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan tergaggu, misalnya siswa tersebut menjadi minder, kurang percaya diri dll. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat batu agar dapat menghindar atau mengurangi kecacatannya itu.
3) Faktor Psikologis (yang bersifat rohani)
Sekurang-kurangnya ada tujuh factor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa. Faktor-faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas factor-faktor tersebut.
4) Inteligensi
Intelegensi menurut Ngalim Purwanto adalah factor total, berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan didalam (ingatan , fantasi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi seseorang).
Intelegensi merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya seoarng siswa dalam belajar, manakala siswa memiliki intelegensi normal tetapi prestasi belajarnya sangat rendah sekali, hal ini bisa disebabkan oleh hal-hal lain, seperti sering sakit, tidak belajar dirumah, dan sebagainya. Kalau seorang siswa memiliki tingkat intelegensi dibawah normal, maka sulilt baginya untuk bersaing didalam pencapaian prestasi tinggi dengan siswa yang mempunyai intelegensi normal atau diatas normal. Siswa yang demikian keadaannya hendaknya diberi pertolongan khusus serta pendidikan khusus, seperti kursus dan lain sebagainya.
Intelegensi seorang siswa dapat diketahui dari tingkah laku atau pebuatannya yang tampak. Bagi suatu perbuatan intelegensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejak lahir saja yang penting, faktor-faktor lingkungan dan pendidikan pun memegang peranan penting.
a. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu pelajaran. Untuk mendapatkan hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
b. Ingatan
Secara teoritis ingatan akan berfungsi: (1) Menerima Kesan-kesan dari luar, (2) menyimpan kesan, (3) memproduksi kesan. Oleh karena itu, ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Hal ini sekaligus untuk menghindari kelupaan karena lupa merupakan gejala psikologis yang selalu ada.
c. Bakat
Bakat adalah Salah satu kemampuan manusia untuk melakukan suatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada. Hal ini dekat dengan persoalan inteligensia yang merupakn struktur mental yang melahirkan “ kemampuan” untuk memahami sesuatu. Dengan uraian diatas jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil pelajarannya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia akan lebih giat lagi dalam belajar .
d. Motif
Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, bahwa untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
e. Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang, dimana organ tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Oleh karena itu seorang guru harus mengetahui tingkat kematangan anak agar dapat menyesuaikan diri dengan persiapan anak didiknya. Dengan kata lain dalam proses belajar mengajar materi yang di sampaikan harus di sesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan cara berpikir siswa.
f. Kesiapan atau readiness
Menurut James Drever adalah preparedness to respond or react, yaitu kesiapan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari diri seseorang dan juga berhubungan juga dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa tersebut sudah ada kesiapan untuk belajar, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
g. Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedahkan menjadi dua macam: yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh, dan nanti akan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelemahan jasmani terjadi karena terjadi kekacauan sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah kurang atau tidak lancar pada bagian-bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat di lihat dengan adanya kelesuhan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kehilangan ini sangat terasa pada kepala pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi.
Dari uraian diatas dapatlah di mengerti bahwa kelelahan itu dapat mempengaruhi belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik harus menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.
B. Faktor Eksetrn
Selain faktor internal yang diakibatkan dari dalam diri siswa, ada pula faktor eksternal atau faktor yang diakibatkan dari luar diri siswa, yang dapat mempengaruhi prastasi belajar siswa antara lain:
1. Faktor lingkungan keluarga.
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi siswa. Keluarga adalah termasuk di dalam salah satu faktor yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan siswa. Dari lingkungan keluarga inilah yang pertama kali anak dikenalkan dan menerima pendidikan dan pengajaran terutama dari ayah dan ibunya. Pengaruh keluarga bagi siswa adalah berupa: cara orang tua mendidik anak, hubungan antara keluarga, pengertian orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.
Hal-hal lain yang dapat mempengaruhi prestai belajar siswa dari dalam keluarga ini adalah suasana keluarga. Suasana keluarga yang ramai, gaduh atau tegang karena orang tua sering berselisih pendapat dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Demikian pula keadaan ekonomi keluarga, dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, misalnya ekonomi keluarga yang kurang maka fasilitas belajar anak bisa kurang terpenuhi, bahkan tempat belajar anak kurang memadai atau tidak ada, akibatnya siswa tidak dapat belajar dengan baik sehingga menjadi penghambat prestasi belajarnya.
2. Faktor lingkungan sekolah
Faktor lingkungan sekolah mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar karena hampir sepertiga dari kehidupan siswa sehari-hari berada disekolah. Faktor lingkungan sekolah yang dapat menunjang keberhasilan siswa, antara lain; cara penyampaian pelajaran, faktor antara guru dengan siswa, faktor asal sekolah, faktor kondisi gedung, kelas harus memenuhi syarat belajar, dan kedisiplinan yang diterapkan oleh sekolah yang bersangkutan.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat disebut juga sebagai faktor lingkungan sekitar siswa dimana ia tinggal, Faktor lingkungan masyarakat ini juga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Faktor ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor media massa; termasuk semua alat-alat media massa seperti; buku, koran, TV, video casette, internet dan sebagainya, yang dapat dimanfaatkan secara positif sebagai penunjang belajar siswa. Namun juga bisa berdampak negatif, bila salah digunakan. Karena itu perhatian, pembimbingan dan kebijaksanaan orang tua dan guru diperlukan untuk mengendalikan mereka.
b) Faktor pergaulan; teman bergaul dan aktivitas dalam masyarakat yang dapat membentuk keberhasilan dalam belajar siswa, bila dapat membagi waktu belajar dengan baik. Bila tidak dapat membagi waktu dengan baik maka aktivitas siswa tersebut akan berantakan dan itu akan berpengaruh pada prestasi belajarnya. Sehingga perhatian dan pengawasan orang tua sangat diperlukan.
Tipe keluarga, seperti pendidikan, jabatan, orang tua siswa, semua itu akan memberikan pengaruh dalam perkembangan siswa.
Rujukan:
1. Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru, 1989), hlm. 39
2. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hlm 53
3. Singgih D. Gunarsah, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja (Jakarta: Gunung Mulia, 1985), hlm 131-134