Dinas Perhubungan London dan komunitas muslim Inggris meminta maaf atas tindakan pengemudi Somali yang telah menimbulkan ketakutan para penumpang ketika pengemudi tersebut tiba-tiba berhenti dan sholat di dalam bis, menurut laporan pers.
Para penumpang bus nomor 24 di London Utara langsung panik ketika pengemudi asal Somali itu menepikan busnya tanpa memberi peringatan apapun dan mulai melaksanakan sholat. Ia melepas sepatu dan jaketnya kemudian segera sholat melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang membuat para penumpang di bus berpikir sang pengemudi sedang bersiap-siap untuk sebuah serangan teroris, seperti dilaporkan Daily Mail Senin yang lalu.
Selama sholat yang berlangsung hanya 5 menit, para penumpang terkunci di dalam bis dan berpikir bis itu akan meledak setiap saat.
Selama sholat yang berlangsung hanya 5 menit, para penumpang terkunci di dalam bis dan berpikir bis itu akan meledak setiap saat.
Atas tindakan tidak lazimnya itu, pengemudi Somali tersebut mendapat gugatan yang disampaikan oleh dinas Transportasi untuk London (TfL).
Dinas Transportasi London meminta maaf atas keterlambatan dan memberikan peringatan kepada perusahaan bis, “London General”, serta memperingatkan sopir untuk tidak mengulangi perilaku seperti ini.
TfL menyatakan mereka menghormati agama-agama lain, namun menekankan bahwa pengemudi bis tidak diperbolehkan untuk sholat saat sedang menjalankan tugas.
“TfL dan perusahaan operasi bis individu mengakui adanya keragaman nilai di staf mereka,” kata juru bicara TfL. “Sebagai peerusahaan yang memiliki karyawan yang beragam, TfL dan operator bis memberikan tempat yang tenang seperti di kamar maupun garasi sebagai tempat bagi staf yang ingin melaksanakan keyakinan iman mereka sperti melaksanakan sholat.”
Perilaku pengemudi tersebut tidak mewakili Islam dan merupakan contoh buruk bagi umat Islam, kata Dr Kamal al-Helbawy, pendiri Asosiasi Muslim Britania dan mantan juru bicara Ikhwanul Muslimin di Barat.
“Para ulama Muslim memberikan izin untuk melakukan sholat zhuhur dan ashar bersama-sama ketika di Barat, ketika waktu untuk melaksanakan sholat sangat dekat,” katanya kepada surat kabar yang berbasis di London Asharq al-Awsat Rabu lalu. “Jadi, tindakannya sama sekali tidak dapat dibenarkan.”
Helbawy menambahkan bahwa apa yang sopir itu lakukan mungkin tampaknya merupakan perilaku khas untuk Muslim yang taat yang bermaksud melaksanakan shalat tepat pada waktunya tapi dalam kondisi seperti ini harusnya tidak terjadi.
“Muslim di Barat harus mengingat lingkungan sekitar mereka. Keterlibatan beberapa Muslim di Barat dalam kegiatan teroris akan membuat orang berpikir bahwa apa yang dia lakukan adalah sesuatu semacam itu.”
Selain menyebabkan kepanikan di antara penumpang bis, Helbawy menjelaskan, pengemudi tidak mempertimbangkan fakta bahwa semua orang harus tiba di tujuan tepat waktu.
“Setidaknya dia bisa saja melakukan hal itu setelah menunda perjalanan dan meminta maaf serta memberikan penjelasan atas tindakannya. Ia berutang pada mereka. “
Menurut salah seorang penumpang Gayle Griffiths, yang mengajukan komplain kepada TfL, pengemudi bis sama sekali dan tidak memberikan penjelasan atas apa yang dia lakukan yang menyebabkan kepanikan di antara penumpang, Daily Mail melaporkan.
“Bahkan dalam benak saya mungkin ini semacam serangan teroris dengan meledakkan bis karena saya pernah mendengar bahwa pelaku bom bunuh diri berdoa dahulu sebelum melakukan serangan,” katanya.
Griffiths mengatakan ia menghormati perbedaan dan hak masyarakat untuk mempraktikkan iman mereka, namun dia pikir perilaku pengemudi itu tidak tepat.
“Kita hidup dalam masyarakat multi-budaya, tetapi ada waktu dan tempat untuk sholat dan tidak pas di tengah-tengah perjalanan dengan bis penuh penumpang ia melaksanakan sholat,” jelasnya.