Filsafat Pengertian dan Aliran
Filsafat ,sebuah kata yang terdengar kadang begitu berat bagi sebagian orang, namun jika dipelajari secara mendalam terkadang menimbulkan sensasi keasyikan tersendiri buat penggemarnya.
Filsafat ,sebuah kata yang terdengar kadang begitu berat bagi sebagian orang, namun jika dipelajari secara mendalam terkadang menimbulkan sensasi keasyikan tersendiri buat penggemarnya.
Kenapa saya membahas tentang filsafat di Blog ini?
karena seringkali dunia seni dekat sekali dan sering bersinggungan
dengan disiplin ilmu yang satu ini. Jika dalam kategori seni rupa saya
telah menulis tentang aliran dalam seni rupa maka kali ini saya akan mencoba menulis tentang pengertian filsafat.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam
sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika
berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama
dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat
menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di
samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran
dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu
yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin
ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
(dukutip dari id.wkipedia)
(dukutip dari id.wkipedia)
Beberapa Aliran dalam Filsafat
1. IDEALISME
1. IDEALISME
Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat
belum lama dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide
telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2.400 tahun yang lalu. Menurut
Plato, realitas yang fundamental adalah ide, sedangkan realitas yang
tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Bagi
kelompok idealis alam ini ada tujuannya yang bersifat spiritual.
Hukum-hukum alam dianggap sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan
moral manusia. Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni yang
mendasar antara manusia dengan alam. Manusia memang bagian dari proses
alam, tetapi ia juga bersifat spiritual, karena manusia memiliki akal,
jiwa, budi, dan nurani.
Kelompok yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati
kebudayaan dan tradisi, sebab mereka mempunyai pandangan bahwa
nilai-nilai kehidupan itu memiliki tingkat yang lebih tinggi dari
sekadar nilai kelompok individu. Ini menunjukkan bahwa kekuatan
idealisme terletak pada segi mental dan spiritual kehidupan.
2. HUMANISME
Sejak abad ke 15 yang disebut dengan masa kebangkitan kembali atau
renaissance yang berkembang di Italia, timbul pandangan humanisme yang
didukung oleh berbagai penemuan seperti mesin cetak serta ditemukannya
benua Amerika dan India oleh Columbus dan Vasco de Gama.
Humanisme memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme
social. Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir,
mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang kreatif. Kemampuan
ini disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, teknologi, dan
penguasaan tentang ilmu kealaman. Humanisme social mengutamakan
pendidikan bagi masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan social dan
perbaikan hubungan antarmanusia.
3. RASIONALISME
Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber
pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang.
Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang
dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650)
yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang
terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau
(1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh
filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti
bahwa setiap insane diciptakan sama, sebagai kertas kosong. Dengan
demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai menalar
merupakan tugas utama pendidikan formal.
J.J. Rousseau adalah seorang tokoh pendidikan yang berpandangan bahwa
seorang anak harus dididik sesuai dengan kemampuannya atau kesiapannya
menerima pendidikan. J.B. Basedow berpandangan bahwa pendidikan harus
membentuk kebijaksanaan, kesusilaan, dan kebahagiaan.
4. EMPIRISME
Asal kata empirisme adalah empiria yang berarti kepercayaan terhadap
pengalaman. Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal,
sedangkan yang merupakan sumber pengetahuan adalah pengalaman karena
pengalamanlah yang memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta.
Empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan
melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu haru
sdapat diuji melalui pengalaman. Dengan demikian, kebenaran yang
diperoleh bersifat a posteriori yang berarti setelah pengalaman (post to
experience).
Tokoh-tokoh empirisme antara lain Francis Bacon (1561-1626), Thomas
Hobbes (1588-1679), dan John Locke (1632-1704). Francis Bacon telah
meletakkan dasar-dasar empirisme dan menyarankan agar penemuan-penemuan
dilakukan dengan metode induksi. Menurutnya ilmu akan berkembang melalui
pengamatan dalam ekperimen serta menyusun fakta-fakta sebagai hasil
eksperimen.
Pandangan Thomas Hobbes sangat mekanistik. Karena mrupakan bagian
dari dunia, apa yang terjadi pada manusia atau yang dialaminya dapat
diterangkan secara mekanik. Ini yang menyebabkan Thomas Hobbes dipandang
sebagai penganjur materialisme. Sesuai dengan kodratnya manusia
berkeinginan mempertahankan kebebasan dan menguasai orang lain. Hal ini
menyebabkan adanya ungkapan homo homini lupus yang berarti bahwa manusia
adalah srigala bagi manusia lain.
5. KRITISME
Aliran kritisme ini menjembatani pandangan rasionalisme dan
empirisme. Tokohnya adalah Emmanuel Kant (1724-1804). Menurut kant, baik
empirisme maupun rasionalisme , masing-masing kurang memadai, karena
masih ada pernyataan yang bersifat sintetis analitis, misalnya: semua
kejadian ada sebabnya. Sedangkan menurut Kant, berpikir adalah proses
penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat.
6. KONSTRUKTIVISME
Salah satu tokoh konstruktivisme adalah Giambattista Vico tahu 1710
yang mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil
kontruksi individu, melalui interaksi dengan objek, fenomena,
pengalaman, dan lingkungannya. Jean Piaget mengemukakan bahwa
pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, baik melalui
indera maupun melalui komunikasi. Pengetahuan dibangun secara aktif oleh
individu itu sendiri.
Tokoh lain yaitu E. Von Glaserfeld yang mengemukakan bahwa
pengetahuan dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi
dengan lingkungannya. The Liang Gie mengemukakan bahwa pengetahuan
adalah seluruh keterangan dan ide yang terkandung dalam
pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai suatu gejala atau peristiwa.
filsafat adalah sebuah ilmu yang terus berkembang, jadi selain aliran
dalam filsata diatas masih ada dan mungkin akan terus tumbuh berbagai
aliran lagi kedepannya.
kata kunci menuju posting ini:
- aliran filsafat aliran-aliran filsafat pengertian empirisme pengertian aliran pengertian humanisme aliran aliran filsafat aliran dalam filsafat aliran-aliran dalam filsafat filsafat pengertian filsafat aliran filsafat ilmu pengertian aliran idealisme pengertian rasionalisme aliran filsafat idealisme filsafat empirisme