twitter
rss

Filsafat Pengertian dan Aliran
Filsafat
,sebuah kata yang terdengar kadang begitu berat bagi sebagian orang, namun jika dipelajari secara mendalam terkadang menimbulkan sensasi keasyikan tersendiri buat penggemarnya.
Kenapa saya membahas tentang filsafat di Blog ini? karena seringkali dunia seni dekat sekali dan sering bersinggungan dengan disiplin ilmu yang satu ini. Jika dalam kategori seni rupa saya telah menulis tentang aliran dalam seni rupa maka kali ini saya akan mencoba menulis tentang pengertian filsafat.
Pengertian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
(dukutip dari id.wkipedia)
Beberapa Aliran dalam Filsafat
1. IDEALISME
Istilah idealisme yang menunjukkan suatu pandangan dalam filsafat belum lama dipergunakan orang. Namun demikian, pemikiran tentang ide telah dikemukakan oleh Plato sekitar 2.400 tahun yang lalu. Menurut Plato, realitas yang fundamental adalah ide, sedangkan realitas yang tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Bagi kelompok idealis alam ini ada tujuannya yang bersifat spiritual. Hukum-hukum alam dianggap sesuai dengan kebutuhan watak intelektual dan moral manusia. Mereka juga berpendapat bahwa terdapat suatu harmoni yang mendasar antara manusia dengan alam. Manusia memang bagian dari proses alam, tetapi ia juga bersifat spiritual, karena manusia memiliki akal, jiwa, budi, dan nurani.
Kelompok yang mengikuti pandangan ini cenderung menghormati kebudayaan dan tradisi, sebab mereka mempunyai pandangan bahwa nilai-nilai kehidupan itu memiliki tingkat yang lebih tinggi dari sekadar nilai kelompok individu. Ini menunjukkan bahwa kekuatan idealisme terletak pada segi mental dan spiritual kehidupan.
2. HUMANISME
Sejak abad ke 15 yang disebut dengan masa kebangkitan kembali atau renaissance yang berkembang di Italia, timbul pandangan humanisme yang didukung oleh berbagai penemuan seperti mesin cetak serta ditemukannya benua Amerika dan India oleh Columbus dan Vasco de Gama.
Humanisme memiliki dua arah, yakni humanisme individu dan humanisme social. Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, mengemukakan pendapat, dan berbagai aktivitas yang kreatif. Kemampuan ini disalurkan melalui kesenian, kesusastraan, musik, teknologi, dan penguasaan tentang ilmu kealaman. Humanisme social mengutamakan pendidikan bagi masyarakat keseluruhan untuk kesejahteraan social dan perbaikan hubungan antarmanusia.
3. RASIONALISME
Para penganut rasionalisme berpandangan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. Perkembangan pengetahuan mulai pesat pada abad ke-18. Orang yang dianggap sebagai bapak rasionalisme adalah Rene Descartez (1596-1650) yang juga dinyatakan sebagai bapak filsafat modern. Semboyannya yang terkenal adalah cogito ergo sum (saya berpikir, jadi saya ada).
Tokoh-tokoh lainnya adalah John Locke (1632-1704), J.J. Rousseau (1712-1778) dan Basedow (1723-1790). John Locke terkenal sebagai tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tentang tabula rasa dalam arti bahwa setiap insane diciptakan sama, sebagai kertas kosong. Dengan demikian melatih atau memberikan pendidikan atau pandai menalar merupakan tugas utama pendidikan formal.
J.J. Rousseau adalah seorang tokoh pendidikan yang berpandangan bahwa seorang anak harus dididik sesuai dengan kemampuannya atau kesiapannya menerima pendidikan. J.B. Basedow berpandangan bahwa pendidikan harus membentuk kebijaksanaan, kesusilaan, dan kebahagiaan.
4. EMPIRISME
Asal kata empirisme adalah empiria yang berarti kepercayaan terhadap pengalaman. Bahan yang diperoleh dari pengalaman diolah oleh akal, sedangkan yang merupakan sumber pengetahuan adalah pengalaman karena pengalamanlah yang memberikan kepastian yang diambil dari dunia fakta. Empirisme berpandangan bahwa pernyataan yang tidak dapat dibuktikan melalui pengalaman adalah tidak berarti atau tanpa arti. Ilmu haru sdapat diuji melalui pengalaman. Dengan demikian, kebenaran yang diperoleh bersifat a posteriori yang berarti setelah pengalaman (post to experience).
Tokoh-tokoh empirisme antara lain Francis Bacon (1561-1626), Thomas Hobbes (1588-1679), dan John Locke (1632-1704). Francis Bacon telah meletakkan dasar-dasar empirisme dan menyarankan agar penemuan-penemuan dilakukan dengan metode induksi. Menurutnya ilmu akan berkembang melalui pengamatan dalam ekperimen serta menyusun fakta-fakta sebagai hasil eksperimen.
Pandangan Thomas Hobbes sangat mekanistik. Karena mrupakan bagian dari dunia, apa yang terjadi pada manusia atau yang dialaminya dapat diterangkan secara mekanik. Ini yang menyebabkan Thomas Hobbes dipandang sebagai penganjur materialisme. Sesuai dengan kodratnya manusia berkeinginan mempertahankan kebebasan dan menguasai orang lain. Hal ini menyebabkan adanya ungkapan homo homini lupus yang berarti bahwa manusia adalah srigala bagi manusia lain.
5. KRITISME
Aliran kritisme ini menjembatani pandangan rasionalisme dan empirisme. Tokohnya adalah Emmanuel Kant (1724-1804). Menurut kant, baik empirisme maupun rasionalisme , masing-masing kurang memadai, karena masih ada pernyataan yang bersifat sintetis analitis, misalnya: semua kejadian ada sebabnya. Sedangkan menurut Kant, berpikir adalah proses penyusunan keputusan yang terdiri dari subjek dan predikat.
6. KONSTRUKTIVISME
Salah satu tokoh konstruktivisme adalah Giambattista Vico tahu 1710 yang mengemukakan bahwa pengetahuan seseorang itu merupakan hasil kontruksi individu, melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Jean Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seseorang, baik melalui indera maupun melalui komunikasi. Pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu itu sendiri.
Tokoh lain yaitu E. Von Glaserfeld yang mengemukakan bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu tersebut sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. The Liang Gie mengemukakan bahwa pengetahuan adalah seluruh keterangan dan ide yang terkandung dalam pernyataan-pernyataan yang dibuat mengenai suatu gejala atau peristiwa.
filsafat adalah sebuah ilmu yang terus berkembang, jadi selain aliran dalam filsata diatas masih ada dan mungkin akan terus tumbuh berbagai aliran lagi kedepannya.

kata kunci menuju posting ini: