Kumpulan Humor Gusdur : Kyai Kontroversial yang humoris
Dunia Unik |
Dunia Unik |
Kumpulan Humor Gusdur : Kyai Kontroversial yang humoris
Kumpulan Humor Joke Lelucon Gusdur
Kumpulan Humor Joke Lelucon Gusdur
Kumpulan Humor Joke Lelucon Gusdur
Meski seorang kyai kontroversial, namun ucapan Gus Dur seringkali
membuat banyak orang sadar. Pernyataan-pernyataan Gus Dur memancing
orang untuk ikut berpikir dan merenung. Sekalipun pandangan matanya
terganggu, Gus Dur dikenal sebagai humoris. Orang yang banyak humor.
Saat berbicara, dia selalu menyelipkan joke, cerita lucu, yang membuat
pendengarnya tertawa. Joke-jokenya itu disukai oleh banyak tokoh dunia.
“Gus, kok suka humor terus sih?” tanya seorang yang kagum karena
humor Gus Dur selalu berganti-ganti. “Di pesantren, humor itu jadi
kegiatan sehari-hari,” jelasnya.
“Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat,” sambungnya.
Humor Gusdur : Presiden Nyeleneh
Gus Dur selalu dianggap aneh dan berbeda dengan orang lain. Anggapan
ini juga dirasakan oleh mantan Menteri Pertahanan Mahfud MD. Dia juga
merasa heran kenapa justru dirinya yang saat itu dosen di UII Yogyakarta
menjadi Menhan.
“Saya heran kok saya dijadikan Menhan. Gus Dur memang nyleneh. Kalau
nggak nyleneh nggak mungkin memilih saya menjadi Menhan,” aku Mahfud
disambut geer audien dalam satu forum talkshow di televisi swasta
nasional.
Mahfud juga pernah mengaku akan mundur dari posisi menteri. “Saat itu
saya dapat hujatan yang luar biasa. Belum-belum kok sudah dapat
kritikan luar biasa. Saya ketemu teman-teman di Yogya. Dalam suatu
rapat, saya tegaskan bahwa saya akan mundur dari menteri. Eh, tidak
berselang beberapa menit, Gus Dur telepon: ‘Pak Mahfud jangan mundur.”
“Yah, begitulah Gus Dur. Aneh, tapi juga luar biasa,” kenang Mahfud MD.
Humor Gus Dur : Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, sehari-harinya
tidak pernah sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam, bahkan tak jarang
sampai dinihari para tamu ini datang silih berganti baik yang dari
kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe
orang NU. “Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam
sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang
memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang meski sudah larut malam,
sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu
Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya
jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,”
kata Gus Dur sambil terkekeh.
Humor Gusdur : Tak Punya Latar Belakang Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting
dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang
mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat
diinterview salah satu televisi swasta. “Waktu itu saya hampir menolak
penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan,” ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya. “Pak
Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar
belakang presiden kok,” ujar Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik. “Gus Dur memang aneh. Kalau
nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan,” kelakar
Mahfud.
Humor Gusdur : Airport Abdurrahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di
Bandara Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan
tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat
masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke
Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka
pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer
dari bandara, petugas Banser melapor pada poskonya melalui handy talky.
“Halo, halo, rojer,” kata Mas Banser. “Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!”
Yah, kebalik.
Humor Gusdur : Buto Cakil Pembayar Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek
semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah
dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku
kesatria pun tak jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas. Yang disebut
istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di
Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.
“Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau
berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu
tahu. Bukan begitu, Gus?”
“Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya,” jawab Gus Dur.
“Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari.”
Humor Gusdur : Meminta Ditemani Gadis di Hotel?
Seorang gadis, hitam manis, duduk di sebuah bar.
“Permisi, boleh saya mentraktir Anda minum?” tawar seorang laki-laki muda menghampirinya.
“Apa ke hotel?” teriak si gadis.
“Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ….”
“Apa ke hotel?” teriak si gadis.
“Bukan, bukan. Jangan salah paham. Saya hanya menawari minuman ….”
“Kau meminta aku menemanimu ke hotel?” teriak si gadis lebih keras.
Merasa ditolak, dengan perasaan malu, laki-laki muda itu beringsut
dan duduk di sudut ruangan. Semua orang di bar menatap laki-laki dengan
sinis dan mencibir.
Beberapa menit kemudian, si gadis menghampiri si laki-laki muda itu.
“Maafkan saya. Saya sedang menyamar. Sebenarnya, saya adalah seorang
mahasiswi psikologi yang sedang mempelajari tingkah laku manusia di
situasi yang tidak dikehendakinya.”
Si laki-laki menatap dengan tampang dingin. Kemudian berteriak dengan amat kerasnya, “Berapa? Dua ratus ribu???”
Humor Gusdur : Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap normal oleh masyarakat kita.
Pelakunya bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang
berwenang. Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah
“menghitamkan” beberapa halamannyla sebagai tanda prihatin. Para pembaca
Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam dugaan pun segera muncul. Gus Dur
termasuk yang heran dan menduga-duga.
“Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti itu?” tanya Gus Dur dalam “kuis imajiner”-nya.
“Karena reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember.”
“Siapakah yang memerintahkan penghitaman itu?”
“Tukang santet dan bromocorah Jakarta.”
Humor Gusdur : Keliling Dunia Tidak Mati Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis negatif terhadap kesehatan
Gus Dur kepada DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP Partai Golkar
Agung Laksono juga pernah mengungkit masalah itu. Agung, yang juga
dokter, mengusulkan agar Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter
independen. Usul itu disetujui oleh Ketua MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan pun menanyakan usulan
Agung Laksono itu. “Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya saja sama
dokter yang pernah memeriksa saya,” jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? “Gampang saja, saya keliling (dunia) ini tidak mati kok,” jawab Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang, “Masalah begitu jangan tanya sayalah.
Saya sudah malas menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai
begitu.”
Humor Gusdur : Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara yang tidak mempunyai laut.
Tapi anehnya, negara Amerika Latin ini punya panglima angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL Paraguay ini berkunjung ke
negara Brasil. Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima AL Brasil. Salah
seorang staf AL Brasil yang ikut menemuinya bertanya seenaknya, “Negara
bapak itu aneh ya. Tidak punya laut, tapi punya panglima seperti Bapak.”
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio, “Negeri Anda ini juga aneh,
ya. Hukumnya tidak berjalan, tapi merasa perlu mengangkat seorang
menteri kehakiman.”
Humor Gusdur : Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm … babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
Humor Gusdur : Gus Dur “Diplintir” Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan
tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan
yang pernah dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal
pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris
di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan
demokratisasi di Singapura. Namun, sambungnya, media massa mengutip dia
akan melakukan demo di Singapura.
Walah … walah, gitu aja kok repot!
Humor Gusdur : Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk
mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Humor Gusdur : Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga pemimpin negara sedang
“berdiskusi” tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh kebetulan di
sekitar kapal ada hiu-hiu yang sedang kelaparan lagi berenang mencari
makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami adalah yang terberani
di seluruh dunia … Mayor .. sini deh … coba kamu berenang keliling ini
kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia “The Star Spangled
Banner” saya siap ,,, (akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal 10
kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil sang sersan) Sersan!
Menghadap sebentar (sang Sersan datang) … coba kamu keliling kapal ini
sebanyak 50 kali … !
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for the queen I’am ready to
serve!!! (pekik sang sersan, kemudian membuka-buka baju lalu terjun ke
laut dan berenang keliling 50 kali … dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri) GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat … Anda lihat Pak Clinton …
Prajurit saya lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum dengan hebat
…)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah dayang …) saya perintahkan
kamu untuk terjun ke laut lalu berenang mengelilingi kapal perang ini
sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden nggak punya otak … nyuruh
berenang bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral pun pergi
meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat Pak Clinton dan Pak … Cumi
Cumi … kira-kira siapa yang punya prajurit yang paling BERANI!!! …
Hidup Indonesia … !!!
Humor Gusdur : Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur dikenal sebagai penulis yang cukup produktif. Hampir tiap pekan tulisannya muncul di koran atau majalah. Tema tulisannya pun beragam, dari soal politik, sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah dia mengangkat soal puisi yang ditulis oleh anak-anak di bawah
usia 15 tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata Gus Dur, anak-anak itu
ternyata lebih jujur dalam mengungkapkan keinginannya. Enggak percaya?
Baca saja puisi yang dibuat oleh Zul Irwan ini:
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
Humor Gusdur : Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Gus Dur sering terang-terangan ketika mengkritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur.
“Pertama, patung polisi. Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
Humor Gusdur : 189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha mengambil contoh dari sisi pandangan Islam tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab interview dengan Jaringan Islam
Liberal, Gus Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar sebagai korban
tentang kesalahan memandang pengertian daripada kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (The Perfumed Garden, Kebun
Wewangian) itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya, ha … ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul
dong?”
Humor Gusdur : Guyon dengan Fidel Castro
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Nah, ini yang jadi guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi Presiden RI saat berkunjung ke Kuba dan bertemu pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel tempat Gus Dur dan
rombongannya menginap selama di Kuba. Dan mereka pun terlibat
pembicaraan hangat, menjurus serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel Castro, bahwa ada 3 orang
tahanan yang berada dalam satu sel. Para tahanan itu saling memberitahu
bagaimana mereka bisa sampai ditahan di situ. Tahanan pertama bercerita,
“Saya dipenjara karena saya anti dengan Che Guevara.” Seperti diketahui
Che Guevara memimpin perjuangan kaum sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau saya dipenjara karena saya
pengikut Che Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat perang mulut. Tapi
mendadak mereka teringat tahanan ketiga yang belum ditanya. “Kalau kamu
kenapa sampai dipenjara di sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan berat hati, “Karena saya Che Guevara…”
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
Humor Gusdur : Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah bercerita kepada Menteri Pertahanan saat itu, Mahfud MD (buku Setahun bersama Gus Dur, kenangan menjadi menteri di saat sulit) tentang orang Madura yang katanya banyak akal dan cerdik.
Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki
oleh polisi ketika melanggar rambu “becak dilarang masuk”. Tukang becak
itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki oleh becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh
masuk jalan ini,” bentak pak polisi. “Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong, tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang
mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah gambar itu kan ada tulisan bahwa becak dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya bisa membaca maka saya
jadi polisi seperti sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti ini,”
jawab si tukang becak sambil cengengesan.
Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
Seorang Indonesia yang baru pulang menunaikan ibadah haji terlihat marah-marah.
“Lho kang, ngopo (kenapa) ngamuk-ngamuk mbanting radio?” tanya kawannya penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram. Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Al-Qur’an terus. Tapi di sini,
isinya lagu dangdut tok. Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean tahu ini radio Islami dari mana?”
“Lha…, itu bacaannya ‘all-transistor’, pakai ’Al’.”
Humor Gusdur : Membuat Orang-Orang Berdo’a
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang
mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu
memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur
protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan
yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat
itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat
orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan.
Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat
orang-orang berdoa…”
Humor Gusdur : Gus Dur Digoda
Salah seorang anak Gus Dur dengan penuh rasa ingin tahu mengamati
ayahnya yang sedang memoleskan krim pembersih wajah yang dicurinya dari
meja rias istrinya ke seluruh bagian mukanya.
“Kenapa sih…Bapak selalu mengoleskan itu di wajah?” tanya anak itu.
“Supaya bapakmu ini ganteng terus,” jawab Gus Dur.
Tak berapa lama kemudian Gus Dur mengambil kapas dan mengusap krem
yang menempel di wajahnya seperti yang sering dilakukan istrinya.
“Lho kok dihapus sih Pak? Putus asa ya…?” goda anaknya.
Humor Gusdur : Horas Gaya Jawa
Dalam menyampaikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 RI itu Gus Dur juga menyinggung soal keragaman etnis di Indonesia. Maka, kata Gus Dur, jangan heran kalau ada anggota DPR yang berasal dari Sumatra Utara menyapa dengan horas sebagai salam hangat perkawanan.
Dalam menyampaikan pengantar pidato kenegaraan menyambut HUT ke-55 RI itu Gus Dur juga menyinggung soal keragaman etnis di Indonesia. Maka, kata Gus Dur, jangan heran kalau ada anggota DPR yang berasal dari Sumatra Utara menyapa dengan horas sebagai salam hangat perkawanan.
Sebagai orang yang berasal dari suku Batak, Ketua DPR Akbar Tandjung
tak mau kalah dengan Gus Dur yang berasal dari suku Jawa itu. Maka,
selesai Gus Dur memberikan pidato, Akbar pun langsung menimpali.
“Saya juga orang Batak,” kata Akbar, yang beristri orang Solo. “Tapi,
kalau orang Batak seperti saya, yang sudah lama di Jawa, akan beda
menguncapkannya.”
Lho, di mana pula letak perbedaannya, Bah? “Ya, orang Batak yang lama
di Jawa seperti saya ini akan mengatakan horaaa…s,” ujar Akbar dengan
nada lembut.
Humor Gusdur : Semua Presiden Punya Penyakit Gila
Kelihaian Gus Dur dalam melakukan serangan politik sambil berkelit dengan mengundang senyum geli memang tak diragukan lagi.
Kelihaian Gus Dur dalam melakukan serangan politik sambil berkelit dengan mengundang senyum geli memang tak diragukan lagi.
Serangan atau kelitan poitik Gus Dur kerap mengundang tawa geli
karena selain sangat keras juga lucu. Dia memang dikenal sebagai penyaji
humor politik tingkat tinggi.
Kita masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden
Kuba Fidel Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus
Dur memancing tawa saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa
semua presiden Indonesia
punya penyakit gila.
punya penyakit gila.
Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila
harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur
sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang
memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia
Presiden Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap
tertawa, “Saya termasuk yang ketiga dan keempat.”
Apa selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di
Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita
lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie
benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita
tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada
Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang
hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu
sekaligus merupakan jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa
dirinya sebagai presiden banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata
saja.
Humor Gusdur : Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala
yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah
kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap
para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang
menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”
Humor Gusdur : Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Humor Gusdur : Sopir Metromini dan Juru Dakwah
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” Lalu malaikat itu memberikan kamar yang mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntun ajudannya yang setia. “Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa ….”
“Saya mantan presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang mantan presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat orang-orang berdoa ….”
Humor Gusdur : Soeharto Pilih NU ‘Diskon’
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
Soeharto: “Gus Dur sampai malam di sini?”
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi) pernah diundang ke kediaman mantan presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan Gus Dur.
Soeharto: “Gus Dur sampai malam di sini?”
Gus Dur: “Engga Pak! Saya harus segera pergi ke ‘tempat lain’.”
Soeharto: “Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan ditinggal di sini ya?”
Gus Dur: “Oh, iya Pak! Tapi harus ada penjelasan.”
Soeharto: “Penjelasan apa?”
Gus Dur: “Salat Tarawihnya nanti itu ‘ngikutin’ NU lama atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.
Soeharto: “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia mendengar ada NU lama dan NU baru. Kemudian dia bertanya.
Soeharto: “Lho NU lama dan NU baru apa bedanya?”
Gus Dur: ” Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23 rakaat.”
Soeharto: “Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus Dur sementara diam.
Soeharto: “Lha kalau NU baru?”
Gus Dur: “Diskon 60% !”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa.)
Gus Dur: “Ya, jadi salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.”
Hahahahahaha…. (Gus Dur, Soeharto, dan orang-orang yang mendengar dialog tersebut pun tertawa.)
Gus Dur: “Ya, jadi salat Tarawih dan Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.”
Soeharto: “Ya sudah, saya ikut NU baru aja, pinggang saya sakit.” (mbs)
Humor Gusdur : Pasar Glodok
Suatu hari Gus Dur berkeliling dunia dengan naik pesawat. Dia
mengundang Clinton dan Hosni Mubarak untuk menyertainya. Ketika di
tengah perjalanan, Clinton memamerkan kebanggaan negerinya.
“Wah, kita sedang berada di New York!”
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini patung Liberty kepegang sama saya,” jawab Clinton.
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini patung Liberty kepegang sama saya,” jawab Clinton.
Kemudian selang beberapa lama giliran Mubarak yang angkat bicara
“Sekarang kita berada di Mesir,” ujarnya
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini piramidnya nyentuh bokong saya,” jawab Mubarak.
“Sekarang kita berada di Mesir,” ujarnya
“Loh kok bisa tahu?” tanya Gus Dur
“Ini piramidnya nyentuh bokong saya,” jawab Mubarak.
Akhirnya Gus Dur pun tidak mau kalah dan angkat bicara
“Sekarang kita sudah tiba di Pasar Glodok, Indonesia!” ujarnya
“Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Clinton dan Mubarak bersamaan
“Ini buktinya, jam tangan saya hilang,” ujar Gus Dur.
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
“Sekarang kita sudah tiba di Pasar Glodok, Indonesia!” ujarnya
“Bagaimana Anda bisa tahu?” tanya Clinton dan Mubarak bersamaan
“Ini buktinya, jam tangan saya hilang,” ujar Gus Dur.
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
Humor Gusdur : Iklan Gratis
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ‘seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ‘seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
Humor Gusdur : Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi membuat kesengsem salah
satu artis cantik saat hadir dalam suatu acara di rumah salah seorang
pengasuh Pondok Kajen. Saking gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir langsung dibikin kaget dan
bingung. Siapa yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem aja disun
(dicium) artis cantik.
Tak lama kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus yang sedang di
antara mereka, langsung numpahin sederet kalimat yang sudah dari tadi
cuma bisa disimpan dalam hati.
“Loh Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya mbok sampeyan jangan pengen.”
Humor Gusdur : Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang
paling garang’ dan ‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang
dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang
lagi-lagi gegabah.
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja
omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur,
KH Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau
jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus
menguatkan pernyataan Gus Dur
Humor Gusdur : Maju Aja Dituntun, Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu berkata jujur. Akibat
kejujurannya itu, kadang kala disertai humor “tingkat tinggi” yang
membuat para pendengarnya tergelak.
Salah satu contohnya kala Gus Dur menanggapi berbagai desakan agar dirinya mundur. Tanpa basa-basi dia pun menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi mundur,” ujar Gus Dur
Humor Gusdur : Presiden Wisatawan
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat banyak. Misalnya saja saat
memberikan pidato di Jerman yang ikut serta mantan Presiden Indonesia BJ
Habibie. Di situ Gus Dur runtut menyebutkan status kepresidenan dari
masa Pak Karno sampai dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan, Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk menanggapi berbagai pernyataan
bahwa selama dia menjabat presiden gemar melancong/kunjungan ke luar
negeri
Humor Gusdur : Pikiran p o r n o
Dalam suatu kesempatan Gus Dur mengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menghina. Namun dengan itu bagian
dari upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o. Ya kan bener, di
dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah,
cabul kan?”
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu sebagian masih ada yang
merasa diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal wali kaya gitu? Maka, di
lain waktu Gus Dur mengulangi penjelasannya dengan memilih bahasa yang
lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus, Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak ‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri gara-gara pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Ya, begitulah Gus Dur
Humor Gusdur : Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti Olimpiade .
Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara
masing-masing. Dan tentu saja , peristiwa ini juga sangat bergengsi
karena acara ini diliput oleh semua media massa negara peserta. Wajarlah
kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan
harapan mereka bisa mendapatkan emas. Begitulah sambutan Gus Dur saat
melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di
Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun yang lalu, tuturnya,
kebetulan pelari asal Suriah merebut medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya, bahkan selisih
waktunya pun terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng, “Tiap kali bersiap-siap
akan start, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang
mau menembak saya.”
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya
Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman
mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat
sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi
manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang,
masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean
umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk
mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti,
setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis
di buku catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak
kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke
antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek,
banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan
meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi
kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian
tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
Humor Gusdur : Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur
pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita
tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan
makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
Humor Gusdur : Derajad Sopir Angkot di atas Pak Kyai
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu selama di dunia?” tanya malaikat itu.
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat itu memberikan kamar yang
mewah untuk sopir Metro tersebut dan peralatan yang terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…” lalu malaikat itu
memberikan kamar yang kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus Dur
protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden sekaligus juru dakwah mendapatkan
yang lebih rendah dari seorang sopir Metro..?” Dengan tenang malaikat
itu menjawab: “Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah, Bapak membuat
orang-orang semua ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan Tuhan.
Sedangkan pada saat sopir Metro Mini mengemudi dengan ngebut, ia membuat
orang-orang berdoa…”
Humor Gusdur : Membayangkan Serdadu Israel
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade.
Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara
masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi
karena acara ini diliput oleh media massa semua negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di
Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya, kebertulan
pelari asal Suriah memeperoleh medali emas. Sang pelari mampu memecahkan
rekor tercepat dari pemenang sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan karena punya nilai berita
yang sangat tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng. “Tiap kali bersiap-siap
akan mulai, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang
akan menembak saya.”
Humor Gusdur : Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara
Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh-tokoh baik itu kalau
situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi
raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur.
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”
“Ngelu (pusing).”
Humor Gusdur : Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu
para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden
Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia
memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya
adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama-agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”
Humor Gusdur : Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu pasien, seorang pria remaja
berumur 13 tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka! kalau kita disuntik
itu, sakit ya, Pak?”
“Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si anak remaja ini masuk ke
kamar periksa tanpa mau diantar bapaknya setelah ia mengetahui kalau
disuntik itu rasanya seperti digigit semut.
Lima menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien
ini terkejut mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan
anaknya. Setelah pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang
berjalan pincang dengan pahanya yang biru bengkak, dan mata sang dokter
pun juga membengkak.
“Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok, jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada sang dokter.
“Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika anak bapak ini mau saya
suntik, tiba-tiba dia meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia,
dan …”
“Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu kepada bapaknya, “Bapak
bilang kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut, ternyata,
seperti digigit buaya! Buktinya, lihat ini! bekas gigitannya!”
Humor Gusdur : Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan
Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam
berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan
seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami
memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga dekat.
Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak
Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai
Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Humor Gusdur : Mana Kuli Mana Kyai ???
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz,
Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk
mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai.”
Politik Humor Gus Dur
Oleh Moh. Mahfud M.D.
Seorang pejabat tinggi, sebut saja si Fulan, merasa deg-degan dicap sebagai
koruptor oleh Gus Dur. Sebab, Gus Dur mengatakan bahwa perbuatan tertentu yang
dilakukan si Fulan tak bisa lain kecuali diartikan korupsi. “Dibolak-balik
bagaimanapun, itu adalah korupsi. Titik,” kata Gus Dur.
Mungkin atas permintaan si Fulan atau diimbau orang lain, salah seorang yang
dekat dengan Gus Dur meminta agar Gus Dur tak lagi menyerang si Fulan, apalagi
dengan tuduhan korupsi. Si Fulan dalam kasus itu sama sekali tak melakukan
korupsi, melainkan sekadar meneruskan secara resmi sebuah permohonan. Apalagi,
ada yang memalsukan susbtansi persoalannya. Gus Dur pun setuju untuk tak lagi
mengatakan si Fulan korupsi
Tetapi besoknya, Gus Dur bilang si Fulan itu tergolong teroris karena ikut
mendalangi beberapa kerusuhan. Ketika ditanya mengapa masih menyerang si Fulan,
padahal sudah menyatakan tak akan menyerangnya lagi, Gus Dur pun menjawab bahwa
dirinya sudah memenuhi janji untuk tidak lagi mengatakan si Fulan korupsi.
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya bilang teroris,” jawabnya
enteng.
***
Cerita tersebut menunjukkan kelihaian Gus Dur melakukan serangan politik sambil
berkelit dengan mengundang senyum geli. Serangan atau kelitan poitik Gus Dur
kerap mengundang tawa geli karena selain sangat keras juga lucu. Dia memang
dikenal sebagai penyaji humor politik tingkat tinggi.
Kita masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel
Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa
saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia
punya penyakit gila. Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua
Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila alias gila
beneran, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat
orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.
Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden
Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya
termasuk yang ketiga dan keempat.”
Apa selesai sampai di situ? Tidak. Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh
orang dekat Habibie Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro
itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran,
Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya
bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.
Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan,
Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.
Selain menghindari menyebut Habibie benar-benar gila, jawaban itu sekaligus
merupakan jawaban Gus Dur yang bersahabat atas kritik bahwa dirinya sebagai
presiden banyak pergi ke luar negeri seperti berwisata saja.
Gus Dur memang sangat humoris. Bahkan, pelawak-pelawak Srimulat jadi kelabakan
jika beradu lucu dengan Gus Dur. Suatu saat, Tarzan Srimulat dan kawan-kawan
mengaku kehabisan bahan untuk melucu karena acaranya didahului dengan sambutan
Gus Dur yang sangat lucu. Dalam melucu, Gus Dur tak jarang memulai dengan
menertawai dirinya sendiri sehingga orang lain tak tersinggung.
Ketika berceramah di depan kerumunan massa, misalnya, Gus Dur mengajak massa
untuk membaca salawat bersama-sama dengan suara keras. Setelah itu, dia
mengatakan, selain mencari pahala, ajakan membaca salawat tersebut adalah untuk
mengetahui berapa banyak orang yang hadir.
“Dengan lantunan salawat tadi, saya jadi tahu berapa banyak yang hadir di sini.
Habis, saya tak bisa melihat. Jadi, untuk tahu besarnya yang hadir, ya dari
suara salawat saja,” jelasnya.
Tapi, humor dan kelitan Gus Dur bukan sekadar lucu-lucuan. Ketika pada
1998/1999 terjadi kontroversi panas mengenai wacana negara kesatuan dan negara
federal, Gus Dur menawarkan solusi agak lucu tetapi mengena. Ketika itu, Amien
Rais dengan bendera PAN mengajak kita berwacana atau memikirkan kemungkinan
Indonesia menjadi negara federal. Menurut Amien, negara federal bisa lebih
demokratis diterapkan di negara sebesar Indonesia.
Ajakan itu kontan mendapat tanggapan panas, misalnya, dari Akbar Tandjung
(Golkar) dan Megawati (PDIP). Amien diserang habis karena dianggap mau merusak
keutuhan dan persatuan bangsa dan negara.
Ketika ditanya soal kontroversi itu, Gus Dur mengatakan, negara federal baik
karena menjamin lebih demokratis, sedangkan negara kesatuan baik karena lebih
menjamin keutuhan bangsa.
“Kalau saya begini saja, namanya tetap negara kesatuan, tapi isinya pakai
negara federal. Gitu saja kok repot,” kata Gus Dur dalam wawancara eksklusif
dengan RCTI.
***
Entah kebetulan, entak tidak, sesudah itu Amien menarik gagasannya
soal wacana negara federal karena banyak yang belum paham. Kata Amien,
yang penting lebih demokratis. Kalau nama federal tak diterima, ya
sudah. Hebatnya lagi, UU No 22/1999 (kemudian diubah dengan UU No
32/2004) tentang Pemerintah Daerah tetap menganut negara kesatuan,
tetapi isinya meniru negara federal. Dalam UU tersebut, pemerintah pusat
hanya diberikan urusan-urusan yang biasa dimiliki negara federal, yaitu
keuangan, hubungan luar negeri, hankam, dan peradilan (kemudian
ditambah dengan urusan agama).
Saat ini, Gus Dur dirawat di rumah sakit. Tapi, media massa
memberitakan bahwa dari tempat perawatannya di RSCM Gus Dur masih terus
melontarkan humor-humor politik yang menyegarkan. Humor bagi Gus Dur
adalah vitamin yang menyehatkan.Moh. Mahfud M.D., menteri pertahanan di
era Presiden Abdurrahman Wahid, kini anggota DPR-RI dari PKB