Kehidupan memang penuh dengan perjuangan untuk mencapai suatu cita
cita, angan dan harapan. Sehingga kita kadang menjadi manusia yang buas
dengan harta, kita menjaga bagai harimau menjaga santapan dikala
kelaparan. Itu bukanlah munafik, tapi suatu realita sifat manusia yang
lebih buas akan harta dan kemewahan.
Kita tidak tau mana batasan sukses, mana batasan berhasil, mana
tingkat kaya, mana tingkat miskin, bahkan untuk menentukan level miskin
saja dunia kebingungan. Semua dibatasi dengan benang semu. Kalau benang
merah kita masih bisa melihat jelas, tapi disini kita tak dapat melihat
lagi mana batasan benang tersebut, benangnya saja kita tidak dapat
lihat, apalagi batasannya.
Namun kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia butuh kebersamaan
untuk berhasil, tidak ada satu orangpun di dunia ini dapat hidup tanpa
bantuan orang lain, apalagi untuk mencapai tingkat sukses, atau bahagia,
ataupun berhasil. Dengan kata lain manusia adalah makhluk sosial.
Sebagai makhluk sosial, manusia pasti berinteraksi satu sama lain,
saling kerja sama, saling bantu, saling menolong, atau saling apapun itu
namanya adalah untuk kepentingan bersama atau kepentingan orang lain
ataupun untuk kepentingan diri sendiri, yang mana ketiganya saling
keterkaitan atau saling ketergantungan.
Saling tolong menolong untuk kepentingan diri sendiri, sudah pasti
semua orang mau, walau memang masih ada orang nyentrik tidak mau
ditolong dengan alasan mandiri, hingga kewalahan sendiri. Dan tipe ini
sangat sulit untuk maju, dan biasanya kurang senang dengan kesuksesan
orang lain.
Saling tolong untuk kepentingan bersama, nah disini sudah mulai
muncul watak watak asli manusia, yang mempunyai sejuta alasan untuk
menghindar, tapi kita tetap percaya masih banyak orang yang sangat
ikhlas hingga ke level ini. Dimana sangat sulit sekali untuk
merealisasikan suatu kegiatan bersama dalam mencapai tingkat
keberhasilan sukses. Kecuali kalau digabung dengan saling tolong untuk
bersama terutama untuk sendiri.
Nah ini dia nih, Saling tolong untuk kepentingan orang lain, waduh
gimana ya manusia sebagai makhluk sosial kadang menganggap ini menjadi
hal sial, misalnya untuk bantu orang lain kebanyakan diantara kita akan
keberatan dan kadang merasa menjadi terganggu. Yah katanya sih hal itu
lumrah, sehingga kita tak siap untuk bantu orang lain. Sebagai contoh
kita lihat saja di acara acara televisi sebagai reality show, dimana
untuk memperoleh suatu bantuan pertolongan akan sangat sulit di dapat.
Untuk itu aku ingin menyampaikan suatu makna kehidupan, yang mungkin
anda sepakat, atau mungkin ragu, atau mungkin no comment, atau bahkan
tak sepakat, Nah agar tidak sulit untuk beragumentasi, pandangan ini
tidak saya tujukan bagi yang tidak sepakat, saya hanya menyampaikan bagi
yang tidak sepakat, atau ragu atau no comment, agar direnungkan saja.
Makna kehidupan bagaikan air sumur, yang saya sebut AIR SUMUR
KEHIDUPAN, dimana setiap orang sudah mempunyai sumur masing masing,
dimana besar sumur setiap orang adalah berbeda beda, dan bahkan besar
mata airnya juga pasti tidak sama ada yang menetes dan bahkan ada yang
mumbul mumbul, kita tahu bahwa sumur itu mempunyai level tertentu,
dimana dia mempunyai batas tertinggi dan juga batas terendah. Hal ini
akan silih berganti antara musim hujan dan musim kemarau.
AIR SUMUR apabila dipakai oleh satu orang, air nya tidak akan meluber
sampai ke atas, dan apabila tidak dipakai juga dia akan tetap segitu.
Dan apabila dipakai oleh satu kampung, mungkin dia akan menurun tetapi
pada pagi hari dia telah kembali seperti semula, seperti tidak pernah
dipakai, demikian juga dengan AIR SUMUR KEHIDUPAN, apabila kita memakai
sendiri kekayaan kita akan tetap segitu, tidak akan mungkin sampai
meluber, kecuali yang mempunyai sumber air umbul, yang sudah pasti
mengalir seperti sungai, dimana darma sosialnya mengalir kemana mana
tanpa terbendung, ini tidak masalah.
Nah kembali pada yang mempunyai sumber sumur, perlu kita ingat bahwa
apabila kita bersosial dengan royal, yakinlah bahwa kekayaan Anda tidak
akan terkuras, dia akan kembali kelevel mana kita telah dipersiapkanNya,
tapi ingat sumur Anda jangan Anda jebol untuk bantu orang lain sehingga
sumur Anda jadi rusak dan tak berfungsi lagi. Contohnya, Anda membantu
orang yang tidak mau bekerja, sehingga apapun bentuk pertolongan Anda
akan sia sia adanya. Tapi bantulah yang pantas dibantu.
Jadi sebagai seorang dermawan tidak akan jatuh miskin karena ke
dermawanannya, karena begitu banyak yang mendoakan kesuksesannya. Atau
tidak ada orang yang kaya raya karena kekikirannya, tapi karena
kegigihannya. Mungkin ini tidak dapat dimaklumi bila Anda tidak
merenungkan, sekali lagi menjadi bersifat sosial bukan berarti
memberikan sumur Anda pada orang lain ataupun menjebol sumur Anda. Tapi
berikanlah porsi sesuai dengan mata air dalam sumur kehidupan Anda
Note :
Mari sikapi kehidupan ini, syukuri apa yang diperoleh sehingga kita dapat memahami dan menjalankannya.